Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
NILAI ukar Petani (NTP) pada Juli 2021 tercatat di level 103,48, turun 0,11% dari posisi Juni 2021 di angka 103,59. Penurunan terjadi lantaran indeks yang dibayar petani hanya mengalami kenaikan 0,03%, lebih kecil dari kenaikan indeks yang dibayarkan petani yakni 0,14%.
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan, komoditas yang dominan mempengaruhi NTP pada Juli 2021 ialah sapi potong, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, dan wortel. Sedangkan komoditas yang menghambat peningkatan NTP yakni gabah, daging ayam ras, kelapa sawit, dan kentang.
"Kalau dilihat menurut subsektor, terdapat dua subsektor yang mengalami penurunan, pertama adalah sub sektor tanaman pangan, pada Juli turun 0,98%, demikian juga subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,13%. Sementara hortikultura, peternakan, dan perikanan mengalami peningkatan," kata Margo saat menyampaikan rilis secara virtual, Senin(2/8).
BPS mencatat terjadi penurunan NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,98%, dari 97,27 pada Juni 2021 menjadi 96,31 di Juli. Sebabnya, kata Margo yakni terjadinya penurunan indeks yang diterima petani pada komoditas gabah dan ketela rambat.
Subsektor lain yang juga mengalami penurunan ialah tanaman perkebunan. BPS mencatat terjadi penurunan 0,13% pada subsektor tersebut. Hal itu terjadi karena indeks yang diterima petani hanya aik 0,05%, lebih kecil dari kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,17%.
Adapun Komoditas yang dominan mempengaruhi indeks yang diterima petani adalah karet, cengkeh, lada atau merica, biji jambu mete, pala biji, bakau. Sedangkan komoditas yang dominan menghambat kenaikan indeks diterima petani, kelapa sawit, kemiri, kakao.
Lebih lanjut, BPS mencatatkan adanya kenaikan NTP pada subsektor hortikultura sebesar 2,49% dari 98,98 di Juni 2021 menjadi 101,45 pada Juli 2021. Kenaikan terjadi lantaran indeks yang diterima petani meningkat 2,55%, lebih besar dari kenaikan indeks yang dibayar petani yakni 0,05%.
Baca juga : Inflasi Juli 2021 Tercatat 0,08%, Obat Penyumbang Utama
Komoditas yang dominan mempengaruhi indeks yang diterima petani ialah cabai merah, bawang daun, tomat, kol, wortel, kacang panjang, ketimun dan buncis. Sedangkan komoditas yang domiinan menghambat indeks diterima petani adalah mangga, salak, pisang, jahe, rambutan, melon, dan jeruk.
Peningkatan NTP juga terjadi pada subsektor peternakan. BPS mencatat terjadi kenaikan 0,84%, dari 100,16 di Juni 2021 menjadi 101,00 pada Juli 2021. Margo bilang, peningkatan terjadi karena kenaikan indeks yang diterima petani meningkat 1,05%, lebih besar dari kenaikan indeks yang dibayar petani yang hanya meningkat 0,21%.
Beberapa komoditas yang dominan berpengaruh pada kenaikan indeks yang diterima petani adalah sapi potong, kambing, kerbau, biri-biri, babi, dan sapi perah. Sedangkan komoditas yang menghambat kenaikan indeks yang diterima petani diantaranya adalah ayam ras, telur ayam ras, ayam kampung dan itik.
Peningkatan juga terjadi pada subsektor perikanan yang terdiri dari Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPI). Keduanya tercatat mengalami peningkatan 0,24% dan 0,19%.
Beberapa komoditas dominan yang berpengaruh pada kenaikan indeks yang diterima petani adlaah rajungan, rumput laut, layang, tenggiri, nilai tangkal, tongkol, kepiting laut, layur, dan ikan tuna. Di sisi lain, komoditas yang menghambat indeks diterima petani adalah teri dan ketapang.
Margo mengungkapkan, posisi NTP Juli 2021 juga diikuti dengan penurunan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP). Tercatat NTUP mengalami penurunan 0,10% dari 103,88 di Juni 2021 menjadi 103,77 pada Juli 2021.
"Turunnya NTUP sebesar 0,10% disebabkan kenaikan indeks yang diterima petani lebih kecil dari kenaikan indeks pada biaya produksi dan penambahan barang modal. Di mana yang diterima naik 0,03%, sementara indeks yang dibayar naik 0,13%," jelas Margo.
Diketahui, NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani dengan indeks yang dibayarkan petani. Sedangkan NTUP merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks yang dibayar petani untuk produksi dan penambahan barang modal. (OL-2)
Naiknya harga daging ayam diikuti juga beberapa komoditas lain. Di antaranya cabai rawit hijau yang semula Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu per kg.
Dari segi mata uang dengan patokan sejak 1 April, Rupiah mengalami apresiasi sebesar 10,8%. Saat awal April, rupiah berada di angka Rp16.450 per dolar AS dan kini Rp14.835 per dolar AS
Dampak pertama ialah dari sisi keuangan, di mana rupiah sudah melemah ke level Rp14.500 per USD dan ini akan terus bergerak dan diperkirakan mencapai level Rp15.000 per USD
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (12/8) ditutup melemah di tengah pasar mengantisipasi rilis data neraca perdagangan Indonesia untuk Juli 2024.
Dari domestik, kata dia, pelaku pasar masih mewaspadai kenaikan jumlah kasus positif COVID-19 harian yang kemarin menembus 17 ribu kasus per hari.
PEMBAHASAN besaran biaya haji tahun 2024 oleh Kementerian Agama dan DPR RI mencuatkan perdebatan serius terkait kebijakan yang seharusnya mendorong keberpihakan kepada rakyat.
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) melalui survei angkatan kerja nasional (Sakernas), jumlah angkatan kerja mencapai 142 juta per Februari 2024.
Pojok Statistik Unpar merupakan implementasi dari kerja sama yang sudah dijalin Unpar bersama BPS Jabar
Tahun 2020 menjadi masa yang berat bagi perekonomian Indonesia secara menyeluruh, seiring memburuknya ekonomi global akibat pandemi covid-19.
Peningkatan angka harapan hidup, harapan sekolah, dan lama sekolah membutuhkan upaya yang konsisten, persisten, sinergi, dan kolaborasi seluruh elemen bangsa
PEKAN lalu, secara tidak sengaja mendengar percakapan ibu saya dengan adiknya terkait harga jual padi yang mengalami peningkatan.
MEMASUKI usia ke-79 setelah merdeka, ada banyak tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved