Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah memiliki dua skenario penghitungan pertumbuhan ekonomi terkait lonjakan kasus pandemi covid-19 di Tanah Air. Lonjakan kasus itu membuat pengambil kebijakan untuk membatasi mobilitas masyarakat melalui PPKM Darurat.
Skenario pertama yakni skenario moderat di mana pemerintah memperkirakan puncak sebaran covid-19 akan terjadi hingga pekan kedua Juli 2021 dan merelaksasi kebijakan PPKM di pekan pertama Agustus 2021. Dalam skenario ini aktivitas masyarakat diperkirakan akan normal kembali dan melanjutkan tren pemulihan yang sempat terjadi.
“Pertumbuhan ekonomi kita tentu dipengaruhi skenario tersebut, yang relatif optimis di triwulan II kita sebetulnya optimis pertumbuhan ekonomi kita bisa di atas 7%, dan kita berharap pada minggu ke-3 dan ke-4 Juni tidak terlalu berpengaruh,” jelasnya dalam webinar Mid Year Economic Outlook, Rabu (7/7).
Baca juga : PPKM Darurat Bakal Guncang Sektor Ketenagakerjaan
Dengan hitungan skenario moderat itu, kata Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 diprediksi akan mencapai 4,5%. Prediksi itu dilandasi pada perbaikan aktivitas yang diperkirakan akan terjadi secara bertahap mulai Agustus 2021 hingga akhir tahun.
Sedangkan dalam hitungan skenario berat, pemerintah memperkirakan puncak kasus covid-19 akan terjadi hingga pekan kedua Juli 2021 dan diikuti relaksasi PPKM di pekan ketiga Agustus 2021. Hal itu akan berdampak pada melambatnya pemulihan aktvitas perekonomian dibanding skenario moderat.
Pasalnya, dalam skenario berat, imbuh Sri Mulyani, mobilitas masyarakat mesti dikurangi hingga 50%. “Mobilitas harus turun minmal 30%-50%, artinya mobilitas harus diketatkan dan ini berarti akan berdampak pada perekonomian. Maka ini terkait dengan dua hal, seberapa ketat mobilitasnya dan berapa lama waktu yang dibutuhkan,” jelasnya.
Dalam skenario berat tersebut, pemerintah memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh di angka 3,7% pada 2021. Itu terjadi karena pemulihan aktivitas ekonomi secara menyeluruh baru terjadi secara bertahap pada September 2021.
“Maka overgrowth 2021 ada di rentang 3,7%-4,5% karena di triwulan I kita tumbuh minus. Ini dinamika yang dihadapkan pada kami selaku pengelola kebijakan fiskal,” pungkas Sri Mulyani. (OL-2)
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati bakal memastikan ketersediaan anggaran untuk dua lembaga yang baru dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto.
Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, melemparkan isu terkait naiknya iuran kepesertaan BPJS Kesehatan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani.
PERNYATAAN Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait dengan rendahnya gaji dosen dan guru di Indonesia menuai kritik tajam berbagai kalangan.
Teknologi deepfake menggunakan AI dan GAN memungkinkan manipulasi wajah dan suara secara realistis, menimbulkan risiko besar bagi reputasi dan informasi publik.
Kemenkeu menegaskan bahwa potongan video yang menarasikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut guru sebagai “beban negara” adalah hoaks.
Wakil Ketua DPR Adies Kadir mengatakan tunjangan anggota DPR yang mengalami penaikan sebagi bentuk kepedulian Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.
Airlangga Klaim Ekonomi Indonesia jadi Referensi Negara ASEAN
DI tengah ketidakpastian pasar keuangan global, penurunan tarif bea masuk dari Amerika Serikat (AS) memberi ruang napas baru bagi sejumlah negara.
Indonesia dinilai memiliki posisi yang relatif lebih baik dalam menghadapi gelombang tarif baru dari AS.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI rate harus segera disambut pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Per kuartal II 2025 yang lalu, konsumsi swasta dan pemerintah menyumbang 62,53% terhadap PDB, sementara investasi menyumbang 27,83%.
SENIOR Economist DBS Bank Radhika Rao turut buka suara atas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II yang mencapai 5,12%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved