Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Pergerakan IHSG Didominasi Saham Sektor Kesehatan

Fetry Wuryasti
22/6/2021 11:27
Pergerakan IHSG Didominasi Saham Sektor Kesehatan
ilustrasi(Antara)

INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (22/6) dibuka pada level 6.006,07, dari penutupan kemarin di level 5.996,25 (-0,18%). Lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri serta akan diberlakukannya pembatasan baru yang lebih ketat berdampak kepada gerak IHSG.

"IHSG diprediksi menguat. Pergerakan didominasi sektor kesehatan. Namun tekanan akan masih akan dipengaruhi oleh kenaikan kasus Covid-19 dalam negeri, akan berlakunya pembatasan mobilitas yang lebih ketat, serta potensi pemulihan ekonomi yang kembali melambat pada kuartal III-2021. Sehingga diperkirakan penguatan hanya akan bersifat sementara," kata Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, Selasa (22/6).

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan tingkat volatilitas di pasar masih tinggi. Keputusan akan melangkah kemana pengendalian Covid-19 akan menjadi titik utama. Meski kehadiran vaksin menenangkan, tapi melakukan vaksinasi, membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Naiknya angka penyebaran Covid-19 dan semakin tipisnya ketersediaan kasur dan ruang perawatan di rumah sakit memberi kekhawatiran pada pergerakan IHSG dalam satu pekan terakhir.

Upaya antisipasi dari pemerintah yang bersamaan dengan vaksinasi masih menjadi prioritas pemerintah guna menghambat laju penyebaran.

Diberlakukannya kembali pembatasan mobilitas diharapkan dapat menahan laju penyebaran yang lebih luas. Namun di lain sisi pengetatan mobilitas dapat menjadi hambatan pada laju pemulihan. Jalan tengah dari situasi saat ini diperlukan guna menyelamatkan keduanya.

Saat ini langkah antisipasi dari pengurangan jumlah hari libur menjadi solusi yang saat ini dapat dijalani. Pembatasan sosial diharapkan tidak menahan produktivitas pabrik yang saat ini masih berada dalam trend ekspansi. Namun tantangan dari turunnya permintaan dapat memberikan tekanan pada kebijakan pabrik dalam menjaga produktivitas.

"Pemerintah perlu lakukan evaluasi langkah serta kebijakan yang akan dilakukan. Tujuannya agar gelombang kedua Covid tidak seperti first wave, sehingga pemulihan ekonomi di semester II-2021 tidak memiliki hambatan," kata Nico.

Apabila pandemi semakin tidak terkendali setidaknya hingga kuartal III-2021, bukan tidak mungkin pertumbuhan pada semester II-2021 masih berada di -0,5 hingga +1,5%.

Berdasarkan data Mobility Google Index, terlihat mobilitas masyarakat untuk ruang terbuka publik meningkat tajam pada periode Ramadan dan Idulfitri, bahkan melebihi tingkat mobilitas sebelum pandemi.

Sejalan dengan itu, mobilitas masyarakat ke pusat perbelanjaan, taman hiburan, museum, dan bioskop juga telah kembali ke posisi sebelum pandemi, meski tidak setinggi mobilitas ke ruang terbuka publik.

Pengendalian mobilitas masyarakat, terutama ke ruang publik harus ditingkatkan. Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat juga harus kembali dievaluasi. Kebijakan pembatasan sosial harus lebih ditegakkan. Penegakan yang masih lemah menjadi cerminan dari komitmen pemerintah terhadap penanganan pandemi saat ini.

"Ini yang menjadi titik lengah, bahwa ketika kebijakan tidak dikawal dengan ditegakkan oleh bantuan dari pemerintah, maka pengendalian Covid-19 mungkin hanya mimpi belaka," kata Nico. (OL-13)

Baca Juga: Sapu Purbalingga Makin Kondang Nilai Ekspor Tak Terdampak Pandemi



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik