Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
PENGGUNA internet di Indonesia setiap tahun dilaporkan terus tumbuh dengan perkiraan saat ini mencapai 73% atau dengan 196 juta pengguna. Namun, pengetahuan teknologi yang masih rendah dan tenaga kerja yang kurang terampil dianggap menjadi kendala digitalisasi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Pelaku UMKM sendiri sebanyak 64,2 juta menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Keci, dan Menengah (KUKM). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Delloite Access Economics juga menunjukkan, 36% UMKM nasional masih menggunakan metode pemasaran konvensional dan hanya 18% UMKM yang dapat menggunakan media sosial dan website untuk mempromosikan produknya.
“Digitalisasi dapat dipercepat kalau pihak-pihak yang berwenang bersinergi untuk menyediakan dan menjamin konektivitas internet yang berkelanjutan dan terjangkau,” jelas Peneliti CIPS Noor Halimah Anjani, peneliti Centre for Indonesian Policy Studies (CIPS) dalam rilis resmi, Sabtu (8/5).
Sementara itu, sebanyak 37% UMKM tercatat hanya mampu mengoperasikan komputer dan internet secara sederhana. Penelitian dari Danareksa Research Institute juga menunjukkan hal serupa, 41,67% UMKM di DKI Jakarta sudah menggunakan media sosial dan pemasaran digital dalam operasional usaha.
Sedangkan hanya 29,18% UMKM di Pulau Jawa dan 16.16% UMKM di luar Pulau Jawa yang sudah memanfaatkan pemasaran digital.
Baca juga : Elon Musk : Hati-hati Berinvestasi di Aset Kripto
Pelaku UMKM dianggap perlu mengadopsi digitalisasi untuk menjaga produktivitas dan mempertahankan pendapatan mereka di tengah covid-19. Penetrasi penjualan digital bisa menjadi strategi utama mereka karena strategi ini dapat memperluas jangkauan pasar.
CIPS berharap kedepannya kerja sama antara pemerintah dengan pihak swasta untuk mendorong UMKM naik kelas semakin digalakkan untuk dapat membuka peluang bagi UMKM untuk meningkatkan penjualan dan operasionalnya.
CIPS mencontohkan, salah satu sektor usaha UMKM yang terdampak oleh pandemi covid-19 adalah kuliner. Riset dari Paper.id dan SMESCO menunjukkan 43,09% UMKM di sektor kuliner mengalami penurunan omset. Terutama pelaku usaha yang menjual produk-produknya secara tatap muka seperti bisnis katering. Akan tetapi disaat yang bersamaan, UMKM kuliner dikatakan masih mampu bertahan.
CIPS menilai, ada andil pemerintah dalam hal ini oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) yang bekerja sama dengan salah satu unicorn untuk memfasilitasi pemasaran digital UMKM di bidang kuliner melalui aplikasinya dan laman Bela Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
“CIPS berharap kerja sama ini tidak hanya menyasar UMKM kuliner di kota-kota besar, namun juga UMKM kuliner di daerah-daerah," tandas Halimah. (OL-7)
Jumlah pengguna e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan, dengan peningkatan 11,2% secara tahunan.
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp1.860 triliun pada 2024, yang setara dengan 8,4 persen dari PDB nasional. Sektor ini diproyeksikan tumbuh dengan angka 5%-6% per tahun.
Plt. Direktur Pengembangan Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital, Sonny Sudaryanah, membuka seminar dengan keynote remarks.
Kekuatan bisnis yang telah terbentuk selama bertahun-tahun perlu dioptimalkan melalui inovasi dan digitalisasi agar tetap relevan, berdaya saing, dan siap bersaing di pasar global.
Kedaulatan ekonomi digital Indonesia semakin penting di tengah laju digitalisasi dan ketidakpastian global.
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan pemilik UMKM di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap maraknya penipuan dan kejahatan digital.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan literasi keuangan digital bagi perempuan penting sebagai bagian dari upaya pemberdayaan untuk mewujudkan kesejahteraan
Program Lab Komputer Keliling (Lakoling) yang hadir sebagai solusi nyata menjembatani kesenjangan akses teknologi dan literasi digital, khususnya di wilayah 3T.
Kegiatan bertema Socialization and Workshop of IT-Based Good Governance, Machine Learning, and Renewable Energy for Indonesian Migrant Workers, ini digelar selama tiga hari.
Antisipasi dampak negatif globalisasi: pelajari strategi jitu hadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya. Siap menghadapi perubahan dunia? Klik di sini!
Globalisasi tak terhindarkan? Pelajari cara menangkal dampak negatifnya bagi ekonomi, sosial, & budaya. Tips ampuh untuk Indonesia & bisnismu!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved