Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PELAKU usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengalami penurunan volume penjualan dan omzet selama pandemi Covid-19. Namun demikian, kehadiran online marketplace di Indonesia telah melahirkan pelaku usaha baru, membantu UMKM bertahan selama pandemi, hingga membuka peluang bagi pelaku usaha menembus pasar ekspor.
Peran marketplace terhadap UMKM tersebut tercermin dalam hasil survei Katadata Insight Center (KIC) berjudul "MSME Study Report 2021: Peran Marketplace bagi UMKM". Survei ini dilakukan terhadap 392 UMKM di sejumlah kota di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta dan Medan pada periode 24 Maret hingga 9 April 2021.
Hasil survei menunjukkan, adanya pandemi selama lebih dari satu tahun terakhir telah berdampak pada penurunan volume penjualan dan omzet bisnis offline. Penurunan penjualan offline ini dialami lebih dari 70% UMKM. Akibatnya, UMKM yang sebelum pandemi hanya berjualan offline mulai beralih membuka usaha online pada masa pandemi.
“Beberapa pelaku usaha bahkan menutup usaha offline, beralih ke online atau setidaknya memadukan penjualan offline dengan online,” kata Manajer Survei Katadata Insight Center (KIC) Vivi Zabkie, Jumat (30/4).
Baca juga: Hijabfest Spesial Ramadan, Upaya Membangkitkan UMKM Jawa Barat
Berdasarkan kanal penjualan, perbandingan pada masa pandemi dan sebelum pandemi, pelaku UMKM yang beralih ke marketplace memiliki proporsi paling besar, diikuti peralihan ke media sosial (Instagram, Facebook dan sebagainya), website serta aplikasi lainnya.
Sebanyak 72% pelaku UMKM yang disurvei merasakan manfaat utama dari berjualan di marketplace berupa meluasnya jaringan pasar, lalu 68% merasakan keamanan bertransaksi, serta 65% mendapat kemudahan berinteraksi dengan pelanggan secara online dan melayani mereka secara real time (65%).
Lalu, sebanyak 54% UMKM yang disurvei menjawab dengan adanya marketplace bisa menghemat biaya promosi, 48% mendapat manfaat peningkatan omzet, 29% lebih kompetitif serta 19% mengaku mendapat kemudahan untuk mengakses pasar ekspor.
Sementara itu, 57% UMKM yang disurvei menjawab menghasilkan omzet atau nilai penjualan terbesar berasal dari Shopee, 28% dari Tokopedia, 6% Lazada, 3% Bukalapak, 2% Blibli dan 3% dari marketplace lainnya.
Selain mendapatkan eksposur atau jaringan usaha lebih luas (77%), hasil survei juga menunjukkan alasan UMKM bergabung ke marketplace. Sebanyak 70% responden menilai platform online praktis serta bisa menjalankan usaha dimana saja. Kemudian 69% responden juga menjawab marketplace memiliki banyak promo, serta gratis ongkir untuk menarik konsumen.
Dari semua program promosi di marketplace, gratis ongkos kirim (ongkir) dianggap paling membantu bisnis UMKM (50%), diikuti program diskon (38%). Adapun ketika berjualan di marketplace, terdapat 66% responden yang memberikan promosi gratis ongkir di tokonya, diikuti 57% yang memberikan diskon, 32% memberikan cashback, 18% flash sale dan 8% tidak memberikan promosi apapun di tokonya.
Baca juga : Survei : Institusi Bisnis Lebih Dipercaya dalam Pemulihan Ekonomi
Sedangkan dari seluruh program yang pelaku UMKM ikuti di marketplace, promosi hari khusus dari Shopee (seperti Shopee 12.12, Shopee 3.3, Gajian Sale) dinilai 50% responden paling membantu di masa pandemi. Promosi khusus dari Tokopedia seperti Waktu Indonesia Belanja juga dinilai 12% responden turut membantu, Bukalapak-Diskon cashback untuk pelanggan fitur super seller 5% dan Lazada-hari promosi khusus (Lazada 12.12, dan Lazada 3.3) sebanyak 4%.
Dengan beragam dukungan tersebut, kehadiran marketplace di Indonesia berperan penting mendukung pertumbuhan bisnis UMKM.
“Hal ini sebagaimana yang tercermin dari jawaban responden, dari skala 1-10 rata-rata memberi nilai 8 terkait besarnya peran marketplace dalam membantu UMKM bertahan di masa pandemi,” ujar Vivi. (RO/OL-7)
Bingung pilih nama domain toko online? Temukan tips & trik jitu memilih nama domain yang menarik, mudah diingat, dan SEO-friendly. Klik sekarang!
Panduan lengkap membuat toko online dengan WooCommerce! Mudah, cepat, dan efektif. Raih omzet tinggi dengan tips terbaik ini. Mulai sekarang!
Panduan lengkap buat sistem pembayaran online untuk toko e-commerce Anda! Aman, mudah, dan tingkatkan penjualan. Klik & pelajari caranya!
Panduan lengkap membuat toko online dengan Shopify. Pelajari langkah mudah, tips sukses, dan raih penjualan pertamamu sekarang! Mulai bisnis online-mu hari ini.
Tentukan harga produk online yang tepat! Pelajari strategi pricing terbaik untuk maksimalkan keuntungan dan tarik pelanggan. Tips mudah diterapkan, klik sekarang!
Buat link WhatsApp toko Anda sekarang! Panduan lengkap cara membuat tautan WA dengan nama toko, personalisasi pesan, dan tingkatkan penjualan. Klik di sini!
Perkembangan ekonomi digital nasional, khususnya di sektor jasa keuangan, perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan talenta-talenta digital yang terlibat di dalamnya.
Pendidikan berkelas dunia berfokus pada pengembangan Digital Technopreneur untuk talenta muda yang mampu memadukan teknologi dan jiwa kewirausahaan.
Di tengah situasi yang penuh tantangan saat ini, ekonomi digital dan data center menjadi salah satu sektor industri prioritas yang berpotensi besar terhadap investasi.
Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2024 oleh Google Indonesia, sektor ini diproyeksikan menjadi tulang punggung ekonomi digital Tanah Air dengan nilai mencapai US$65 miliar
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mengambil langkah strategis dalam pengembangan ekosistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di Indonesia.
LOS adalah sistem yang dirancang khusus untuk mendukung pemrosesan aplikasi kredit, mulai dari input data calon debitur, verifikasi, analisis kredit, hingga pencairan dana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved