Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Koordinator Perekonomian menegaskan bahwa pemerintah terus membantu pemberdayaan ekonomi pesantren. Sebab pesantren memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Salah satunya dengan pembiayaan syariah sehingga bisa menjangkau lebih luas.
"Tentu kami akan tetap melaksanakan program pemberdayaan pesantren sesuai dengan hasil rapat koordinasi yang terakhir,” ungkap Chairul Saleh, Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan di Kementerian Koordinator Perekonomian dalam Webinar bertema 'Pesantren Goes Digital: One Pesantren One Product' yang diselenggarakan MadeinIndonesia.com Selasa, (27/4)
Selama ini, jelas Chairul, pesantren lebih dikenal sebagai Lembaga yang fokus mengajarkan pendidikan agama tanpa dibekali pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidang kewirausahaan.
"Dengan makin banyaknya pelatihan kewirausahaan untuk pesantren, diharapkan bisa memberi bekal kepada para santri untuk membangun ekonomi pesantren," harapnya.
Mengutip studi dari Global Enterpreneurship Monitor (GEM) 2019, Chairul menyebutkan, dari 1.388 pelaku UKM hanya 10.7% yang pernah memperoleh dukungan pelatihan, pendampingan, inkubasi dan dukungan teknis.
Sementara itu, menurut studi British Council di tahun yang sama, 30% pelaku usaha memperoleh pelatihan, 15% mendapatkan fasilitas inkubasi dan selebihnya, 55% membangun usaha dengan biaya pribadi.
Dalam kesempatan itu, Roni Pramaditia, ketua Medco Foundation, mengatakan pemberdayaan ekonomi pesantren bisa mengikuti polacircular economy, di mana kegiatan ekonomi dan pemanfaatan produk ekonomi bisa dilaksanakan di sebuah daerah tertentu.
Dia mencontohkan program circular economy yang diterapkan Medco Foundation di daerah yang relatif terpencil seperti Merauke, Papua. Menurut Roni, masyarakat di Merauke diajari untuk memanfaatkan sumber daya di sana yang bisa menghasilkan tenaga listrik terbarukan dan menggarap pertanian dan pertanian.
Hasil pertanian dan peternakan bisa diserap dan dimanfaatkan masyarakat lokal. Semua hasilnya bisa dimanfaatkan bahkan sampai sampah yang dijadikan pupuk. “Kita perlu memikirkan bagaimana circular economy ini bisa diterapkan kedaerah lain,” ujar Roni
Menurut dia, pihaknya sudah menyelenggarakan pelatihan untuk beberapa pesantren di Jawa Barat dan dihubungkan dengan pemodal ventura lokal sebagai sumber pendanaan. Selanjutnya, Medco Foundation akan melakukan pendampingan terhadap pesantren-pesantren tersebut.
"Program yang sudah dijalankan antara lain ternak domba dan program santri-preunership di Bogor. Santri-santri muda lulusan program ini diharapkan bisa menginisiasi usaha ekonomi di pesantren,” tambah Roni.
Pada kesempatan itu, Sales Manager Madeinindonesia.com Sr B2B, Giovanny Tutupoly menjelaskan bagaimana platform B2B e-commerce global ini bisa membantu pesantren dan pelaku UKM memperluas akses pasar dan menjual produknya. "Pesantren diberikan keanggotaan Premium membership gratis setahun senilai Rp15 juta,” katanya.
Dalam Webinar yang sama, CEO Kaya.id Nita Kartikasari menekankan bahwa produk yang dihasilkan UKM bisa tidak kalah dari produk perusahaan yang lebih besar. “UKM harus berpikir besar – think big. Jangan cuma jualan produk tetapi harus memikirkan bagaimana menjaga kelangsungan bisnis kedepan,” kata Nita.
Nita menambahkan pentingnya brand untuk sebuah produk. “Konsumen tidak cuma memilih brand anda. Mereka merasa connected, terhubung, denganp roduk anda,” katanya.
Dalam webinar yang dihadiri lebih dari 140 peserta itu, beberapa perwakilan pesantren antusias mengajukan pertanyaan, antara mengenai bagaimana menciptakan branding yang kuat untuk produk mereka, bagaimana mengurus sertifikasi halal untuk produk mereka dan bagaimana memperoleh kredit buat pendanaan.
Merespon pertanyaan itu, Agis Setia Budiman dari Bank Syariah Indonesia mengatakanbahwa BSI menyediakan kredit usaha rakyat (KUR) untuk investasi dan usaha murabahah, khususnya usaha yang berjalanbaru 6 bulan. "Khususnya untuk mereka yang butuh modal kerja. Mereka bisa dapatkan kredit 50 juta tanpa jaminan,” katanya. (OL-13)
Baca Juga: Bank Indonesia Resmikan Bisnis Ekosistem Rantai Nilai Halal
ARAH pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai semakin suram. Indikator-indikator utama terus melemah, kebijakan publik dianggap belum efektif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Langkah pemerintah melakukan deregulasi terkait impor dan kemudahan berusaha diapresiasi.
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Fokus utama expo kali ini adalah penguatan ekosistem halal dan pengenalan layanan unggulan BSI Bank Emas.
Kehadiran BPKH dalam Global Islamic Financial Institutions Forum 2025 di Dubai menjadi platform penting untuk memperkuat kolaborasi internasional dalam memajukan ekonomi syariah.
MASYARAKAT modern di perkotaan telah mengenal gaya hidup yang menerapkan prinsip islami, tidak hanya makanan, tetapi juga gaya berpakaian, wisata, dan bahkan perbankan.
Strategi pemanfaatan ekonomi syariah dalam lima tahun ke depan akan difokuskan untuk pengembangan sektor pariwisata halal.
Sejarah mencatat, sejak lama halalbihalal telah menjadi tradisi khas Indonesia yang mengisi ruang-ruang sosial pasca-Idul Fitri pada bulan Syawal.
Sistem Ekonomi Syariah di Indonesia: Prinsip Dasar. Pelajari prinsip dasar sistem ekonomi syariah di Indonesia. Temukan fondasi keuangan yang adil, etis, dan berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved