Minim Sentimen, IHSG Cenderung Bergerak Flat

Fetry Wuryasti
26/4/2021 10:07
Minim Sentimen, IHSG Cenderung Bergerak Flat
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021)(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

BURSA Amerika Wall Street AS pekan lalu ditutup Menguat. Indeks Dow Jones ditutup 34.042,49 (+0,67%), indeks Nasdaq ditutup 14.016,81 (+1,44%), S&P 500 ditutup 4.180,17 (+1,09%).

Penguatan Bursa Wall Street ditutup cukup signifikan setelah mencerna kebijakan Presiden Amerika Serikat yang akan menaikkan pajak menjadi 39,6% untuk masyarakat yang memiliki pendapatan sebesar US$ 1 juta atau lebih, dibandingkan pajak yang berlaku sebelumnya hanya 20%.

Di sisi lain, pergerakan masih dibayangi kenaikan kasus baru covid-19 di berbagai negara. Bursa saham Asia dibuka bercampur, dengan indeks Kospi +0,36% dan Nikkei -0,2%.

Pemerintah Jepang berencana untuk memberlakukan kembali keadaan darurat, terutama di Tokyo dan kota-kota besar lain dari 25 April hingga 11 Mei. Pemerintah Jepang akan mewajibkan restoran, bar, dan ruang karaoke yang menyajikan alkohol untuk ditutup, dan acara olahraga besar diadakan tanpa penonton.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin (26/4) dibuka pada level 6.018,34, hanya naik 2 poin dari penutupan sebelumnya di level 6.016,86. Indeks tampak bergerak terbatas di ambang zona hijau dan merah.

"IHSG diprediksi menguat terbatas. Secara teknikal pergerakan IHSG masih berada dalam trend pelemahan, yang mulai tertahan. Meskipun ada potensi rebound dalam jangka pendek. Pergerakan akan minim sentimen dari dalam negeri. Sehingga IHSG masih akan cenderung konsolidasi dan bergerak flat," kata Head of Equity Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma.

Sentimen global yang dapat diperhatikan pekan ini diantaranya kekhawatiran akan kembali naiknya kasus Covid-19 di India, rilis data pertumbuhan ekonomi /GDP AS (sebelumnya: +4,3%, konsensus: 6,5%), dan rapat Bank Sentral AS The Fed untuk menentukan suku bunga AS yang akan dilaksanakan pekan ini. Imbal hasil obligasi AS tenor 10-tahun atau Yield UST 10Y masih tertahan di level 1,56%, sementara indeks dollar AS kembali melemah ke level 90,83.

baca juga: IHSG

Pasar komoditas juga cenderung menguat. Pada Jumat lalu, harga minyak WTI naik tipis +1,2% ke level USD 62/Bbl, diikuti minyak Brent (+0,9% ke level USD 66/Bbl) dan nikel (+2,1% ke level USD 16.353/ton). Namun, beberapa komoditas lain justru melemah seperti batu bara (-2,1% ke level USD 88/ton), CPO (-1,5% ke level MYR 3.927/ton) dan emas (-0,4% ke level USD 1.776/t.oz). (OL-3)

 

 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya