Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

UI: Pemulihan Ekonomi Berada di Jalur yang Tepat

Fetry Wuryasti
19/4/2021 14:13
UI: Pemulihan Ekonomi Berada di Jalur yang Tepat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

LEMBAGA Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) melihat upaya pemulihan ekonomi Indonesia telah berada di jalur yang tepat.

Hal ini dapat dilihat dari rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2021 lalu yang terpantau meningkat ke level 93,4 dari 85,8 pada bulan Februari.

Responden di semua kelompok pengeluaran dan pendidikan lebih optimistis dalam survei bulan lalu. Peningkatan IKK karena  membaiknya persepsi kondisi ekonomi saat ini, ketersediaan lapangan kerja, pendapatan, dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama.

"Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan memulihkan daya beli lebih lanjut, pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang mendukung pemulihan ekonomi nasional, mulai dari keringanan pajak penjualan mobil dan properti, hingga mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga pinjaman," kata Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky, Senin (19/4).

Penerapan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil baru terbukti efektif mendongkrak penjualan produk otomotif sepanjang Maret 2021.

Baca juga: Investor Cenderung Wait and See, IHSG akan Bergerak Terbatas

Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan dari pabrik ke dealer atau secara grosir pada Maret 2021 mencapai 84.910 unit, meningkat 72,6% dibandingkan bulan sebelumnya.

BI juga melonggarkan rasio Loan to Value / Financing To Value (LTV / FTV) untuk pinjaman dan pembiayaan properti menjadi maksimal 100%. Kebijakan tersebut telah diterapkan sejak Maret 2021 dan direncanakan akan berlaku hingga akhir tahun ini.

Perkembangan dalam pemulihan ekonomi juga terlihat pada neraca perdagangan yang mencatat surplus sebesar US$1,57 miliar pada Maret 2021.

Meski realisasinya lebih rendah dibandingkan Februari 2021 yang mencapai US$2 miliar, surplus di bulan Maret didorong oleh meningkatnya baik komponen ekspor dan impor, ini menunjukkan tanda pemulihan yang lebih kuat.

Nilai ekspor mencapai US$18,35 miliar pada Maret 2021, meningkat 20,31% (mtm) dari US$15,27 miliar pada Februari 2021. Secara rinci, kinerja ekspor migas mencapai US$910 juta atau meningkat 5,28%. (mtm) di bulan sebelumnya. Sedangkan ekspor nonmigas tercatat sebesar US$17,45 miliar atau meningkat sebesar 21,21% (mtm).

"Peningkatan ekspor disebabkan oleh naiknya permintaan dan harga komoditas, selain karena depresiasi nilai rupiah," kata Riefky.

Peningkatan ekspor secara bulanan terjadi pada minyak & lemak hewani nabati, bijih & abu logam, besi & baja, mesin & peralatan elektronik, serta bahan bakar mineral. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik