Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Alasan Beberapa Perbankan Lakukan Transformasi Digital

Despian Nurhidayat
08/4/2021 18:24
Alasan Beberapa Perbankan Lakukan Transformasi Digital
Konsumen melakukan transaksi pembayaran menggunakan aplikasi uang elektronik suatu bank.(Antara/Novrian Arbi.)

SAAT ini industri perbankan marak memasuki atau bertransformasi menjadi bank digital. Salah satunya PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) yang melakukan transformasi digital karena melihat besarnya pangsa pasar UMKM yang dimilikinya.

"Transformasi ke dalam digital untuk UMKM sekitar 8 juta. Di sisi lain, pandemi mengubah perilaku masyarakat. Ini mengharap suatu perubahan luar biasa digital channel menjadi pilihan," ungkap Direktur Utama Bank KB Bukopin Rivan A Purwantono dalam acara CNBC Indonesia bertajuk Digital Bank, Kamis (8/4).

Dengan besarnya jumlah UMKM itu, Rivan menambahkan bahwa KB Bukopin mau tidak mau harus beradaptasi untuk masa yang akan datang. Hal ini setidaknya dilakukan untuk perubahan dalam operasional perbankan dengan melakukan pendekatan kepada UMKM melalui digital dan simplifikasi melalui beberapa hal yang sudah diterapkan di berbagai negara ASEAN. "Beberapa yang kami siapkan terutama sekarang sudah muncul layanan digital on boarding terhadap UMKM otomatis cepat kemudian person to person, payment akan dimasukkan digital endgagement," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menegaskan bahwa keputusan pihaknya untuk melakukan perubahan menuju bank digital dilakukan setelah manajemen melihat dan mengobservasi pergerakan interaksi nasabah dan perbankan. "Tadinya nasabah datang ke bank, tapi sekarang tidak lagi. Mereka menggunakan aplikasi mobile. Untuk tetap relevan kami mengubah cara untuk memberikan layanan," kata Kharim.

Kharim menambahkan bahwa dalam melayani nasabah, Bank Jago menempatkan diri untuk memberikan solusi finansial pada segmen menengah untuk individu, konsumer, dan bisnis, baik berupa layanan konvensional maupun syariah. "Sehari-hari nasabah akan berhubungan dengan ekosistem digital, partner berbasis teknologi dengan teknologi yang dibangun sendiri dan terkini. Teknologi yang digunakan nasabah akan relevan," ujarnya.

Senada dengan Kharim, Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan perubahan yang dilakukan oleh pihaknya terjadi karena memperhatikan digitalisasi di beberapa industri di Indonesia dalam satu dekade terakhir. "Pada 2019, terdapat kejadian cukup menarik. Bank menjadi digital, beberapa orang melihat ini well it's nice to have. Di awal Maret 2020 covid-19 masuk ke Indonesia sama-sama tahun transaksi digital meningkat, e-commerce meningkat, semua work from home lebih suka berbelanja online, kebiasaan berubah," ujar Tjandra

"Perubahan ini sedang terjadi, dipercepat di 2020. Ada sesuatu yang berubah. Kami melihat ada kebutuhan di situ. Di saat Bank Yudha Bhakti mulai bertransformasi masuklah pemegang saham baru dengan vis mengenai digital," sambungnya. Dengan perubahan itu, Bank Neo Commerce melihat peluang untuk bank digital. Apalagi pemegang saham baru juga punya visi digital.

"Segmen yang kami rambah untuk mendukung inklusi keuangan, mendukung pemerintah juga. Kami percaya yang kami lakukan akan membuat inklusi keuangan lebih cepat. Kami masuk dengan teknologi enggak cuma fisik," tegas Tjandra. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya