Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Organda Sayangkan Bila Mudik Tahun Ini Kembali Dilarang

 M. Ilham Ramadhan Avisena
06/4/2021 22:02
Organda Sayangkan Bila Mudik Tahun Ini Kembali Dilarang
Calon penumpang berjalan menuju bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Sabtu (27/3/2021).(MI/Adam Dwi)

KETUA Bidang Angkutan Orang DPP Organda Kurnia Lesani Adnan menyayangkan bila mudik pada lebaran tahun ini kembali dilarang oleh pemerintah. Menurutnya, hal itu berlebihan dan kian mematikan transportasi umum berbasis darat seperti bus.

Padahal operator bus di Indonesia telah mematuhi imbauan pemerintah untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Adanya pelarangan mudik dan pembatasan perjalanan bus malah akan menimbulkan permasalahan baru.

"Pada long week end kemarin, lebih banyak kendaraan pribadi, jalanan macet, terjadi shifting penumpang dari transportasi umum layak ke kendaraan pribadi. Sedanhkan kendaraan pribadi ini ada dua, ada yang memang pribadi membawa keluarga, ada juga yang ngompreng, oportunis. Mereka menggunakan kesempatan," kata Kurnia dalam program Journalist on Duty yang disiarkan langsung melalui akun Instagram Media Indonesia, Selasa (6/4).

Pemerintah, kata dia, harus menunjukkan keberpihakan pada angkutan umum bus. Pasalnya, selama setahun pandemi merebak operasionalisasi dan kekaryawanan ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan tanpa campur tangan pengambil kebijakan.

Kurnia juga tidak sepakat bila mudik sepenuhnya dilarang dengan alasan menekan laju penyebaran virus Covid-19. Sebab, selama ini menurut dia, belum ditemukan terjadinya ledakan kasus pada transportasi bus.

Bila pun pemerintah mengkhawatirkan adanya lonjakan kasus atau munculnya klaster penyebaran virus baru dari bus, Kurnia meminta pemerintah mengakomodasi kebutuhan penanganan pandemi di titik-titik vital seperti terminal.

"Kereta sudah diberikan fasilitas itu (alat skirining GeNose), tapi penumpang darat berbasi bus baru di Pulo Gebang, itu juga belum dimaksimalkan. Kalau memang permerintah concern, silakan disediakan, dan diarahkan agar masyarakat menggunakan transportasi umum. Pemerintah tinggal atur kami, sediakaan alat pengetesan di terminal, itu tidak sulit menurut saya," imbuhnya.

"Saya jamin seluruh PO bus menegakkan protokol kesehatan, kita selalu menanamkan 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan). itu kita lakukan, saya jamin. Prokes kit@ tegakkan karena kita paham risiko besar. Pengemudi dan kernet terjaga kesehatannya, dan sampai sekarang belum ada yang terkena covid, mereka tidak abai," sambung Kurnia.

Di kesempatan yang sama, jurnalis Media Indonesia Marzuqi Abdillah menuturkan, mudik bukan sekadar kegiatan semata. Dalam pelaksanaannya, ada hasrat yang tak terbendung untuk menginjakan kaki di kampung halaman.

Dia yang berasal dari Jombang, Jawa Timur itu bilang, biaya bukan lagi soal utama untuk kembali pulang. Ihwal persyaratan kesehatan terkait pandemi juga menurutnya pasti akan dilakukan.

"Pulang ke kampung halaman itu bukan hanya fisik tapi juga batin untuk pulang. Batin yang ingin mudik itu sulit dibendung. Mudik itu bukan hanya lahir tapi batin juga. Di perantauan kita bertarung, berjuang, pas pulang itu adalah fase rehabilitasi kita, bertemu orang tua, saudara, teman masa kecil," pungkasnya. (Mir/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya