Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (5/4) dibuka pada level 6.040,05, sedikit menguat dari penutupan pekan lalu pada level 5.985,52. IHSG tampak masih bergerak terbatas di ambang zona merah dan hijau.
"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada level 5.958 – 6.067," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Senin (5/4).
Pergerakan IHSG pada satu pekan terakhir yang diiringi dengan aksi jual investor asing tentu menjadikan kekhawatiran bagi pelaku pasar dalam negeri.
Rilis data PMI manufaktur dan inflasi pada hari Kamis pekan lalu dinilai belum mampu menahan laju aliran modal keluar tersebut. Depresiasi nilai tukar rupiah menjadi fokus pelaku bisnis di tengah pemulihan produksi.
Hal tersebut seiring dengan potensi biaya bahan baku yang lebih tinggi dimana pembelian bahan baku dan barang modal dari importir dapat menaikkan beban produksi yang memicu kenaikan harga.
Sinyal pemulihan dari produksi saat ini mulai terlihat dari kapasitas utilisasi pabrik yang mulai naik pada kuartal III 2020 dan terus menunjukkan adanya kenaikan hingga kuartal I-2021.
Selain itu, rilis data PMI Manufaktur bulan Maret menutup kuartal I pada posisi yang lebih tinggi dari sejak perlambatan pada kuartal II-2020.
PMI Manufaktur Maret tercatat di posisi 53,2 lebih tinggi dari Februari yang berada pada 50,9. Sektor manufaktur memberikan gambaran ekspansi terus mengalami kenaikan yang disertai dengan tumbuhnya permintaan baru dan output selama 5 bulan berturut-turut. Kenaikan tersebut dinilai dapat memberikan peluang pada naiknya serapan tenaga kerja langsung.
"Namun yang menjadi perhatian saat ini adalah pemulihan dari sisi ekspor. Tentu kenaikan dari sisi permintaan luar negeri memberikan harapan adanya pembalikan utilisasi pabrik seperti tahun sebelum pandemi," kata Nico.
Bursa Amerika Serikat pekan lalu juga ditutup menguat. Indeks Dow Jones ditutup 33.154,21 (+0,52%), Nasdaq ditutup 13.480,11 (+1,76%), S&P 500 ditutup 4.019,87 (+1,18%). Penguatan didukung oleh data ekonomi, jumlah pekerjaan yang meningkat sebanyak 916.000 pada bulan Maret 2021.
Peningkatan tersebut merupakan tertinggi dalam kurun waktu 7 bulan terakhir, sejak Agustus 2020 dan mengakibatkan tingkat pengangguran turun di bawah 6%. Konsensus berekspektasi data pekerjaan bulan Maret 2021 hanya bertambah 675 ribu dan tingkat pengangguran masih di atas 6%.
Hal ini memberikan sinyal bahwa ekonomi di AS mulai pulih dan sejalan dengan peningkatan jumlah vaksinasi dan pemberian stimulus fiskal.
Didukung dengan pelonggaran mobilitas, tentu hal ini akan menjadi salah satu poin terpenting dalam fase pemulihan ekonomi di Amerika. Hal ini menjadi bukti, bahwa stimulus yang diberikan Presiden AS Joe Biden sebesar $1,9 triliun, memang merupakan salah satu faktor penting dalam roda pemulihan.
Dengan hampir 1/3 masyarakat di Amerika telah mengalami proses vaksinasi, membuat konsumsi meningkat. Naiknya permintaan diharapkan mendorong penjualan yang lebih kuat, sehingga jumlah tenaga kerja juga naik ke titik sebelum pandemi.
Meskipun demikian, pemulihan masih akan memakan waktu. Tapi percaya, cepat atau lambat, hari ini atau nanti, fokus utamanya adalah bukan lagi apakah proses pemulihan sudah terjadi, tapi seberapa cepat pemulihan akan terjadi. Seperti biasa, atas naiknya optimisme di pasar, imbal hasil US Treasury pun kembali terkerek dan menunjukan adanya ekspektasi inflasi.
Apabila RUU Stimulus Biden bisa diterbitkan, hal tersebut akan kembali mendorong penyerapan tenaga kerja yang akan menurunkan angka pengangguran dan mendorong ekspektasi dan harapan di masa yang akan datang.
Meskipun ada ekspektasi dan inflasi, Gubernur Bank Sentral The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa dirinya tidak akan menaikkan tingkat suku bunga hingga 2023, namun tidak menutup kemungkinan bahwa apabila data perekonomian mendukung dan seperti yang tadi kita sampaikan, kalau proses pemulihan terjadi lebih cepat, maka taper tantrum mungkin saja akan terjadi lebih awal.
Bursa saham Asia dibuka menguat mengikuti pergerakan Wall Street. Bursa saham Hongkong dan Tiongkok libur. Investor akan memperhatikan nilai tukar USD yang terus menguat. (E-1)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 12 Juni 2925, dibuka melemah 10,61 poin atau 0,15% ke posisi 7.211,85.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Rabu, 11 Juni 2025, dibuka melemah 16,15 poin atau 0,22% ke posisi 7.214,59.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 10 Juni 2025, ditutup menguat 117,31 poin atau 1,65% ke posisi 7.230,74.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
penguatan IHSG masih dibayangi aksi jual asing. Investor asing kembali mencatatkan net sell, kali ini sebesar Rp440,2miliar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah terbatas, pada perdagangan Rabu 4 Juni 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved