Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dorong UMKM, Pemerintah Yakin Ekonomi Pulih di 2021

M Ilham Ramadhan
02/4/2021 11:15
Dorong UMKM, Pemerintah Yakin Ekonomi Pulih di 2021
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto(Antara/Puspa Perwitasari)

Pemerintah meyakini ekonomi Indonesia akan pulih dan bangkit di 2021 bersamaan dengan terkendalinya pandemi covid-19. 
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu fokus pemulihan ekonomi nasional.


“Hal ini didukung oleh Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang terus didorong untuk memperkuat sisi daya beli (demand) dan produksi (supply). Selain terus menggulirkan program pendorong daya beli, program membantu sisi produksi juga terus diberikan. Tak lupa, pemerintah juga akan mempercepat program vaksinasi massal, menguatkan implementasi UU Cipta Kerja, dan memperluas implementasi PPKM Mikro,” uja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Dialog Spesial Indonesia Bicara ‘Membangkitkan Potensi UMKM’ secara virtual, Kamis (1/4).

Disebutkan, alokasi anggaran program PEN di 2021 sebesar Rp699,43 triliun. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan realiasi PEN 2020 yang sebesar Rp579,78 triliun. Khusus untuk dukungan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp184,83 triliun.

Anggaran untuk dukungan UMKM dan pembiayaan Korporasi diberikan melalui enam stimulus, yakni, subsidi bunga UMKM, bantuan produktif usaha mikro, subsidi imbal jasa penjaminan (IJP), penempatan dana pada bank umum, insentif pajak, dan restrukturisasi kredit.

“Pemerintah memberikan prioritas kepada pemulihan UMKM karena perannya yang strategis bagi perekonomian nasional. UMKM berkontribusi 61,1% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap 97% dari total angkatan kerja (116,9 juta tenaga kerja),” terang Airlangga.

Dia menjelaskan, pandemi mengakibatkan sebagian UMKM menghadapi permasalahan. Berdasarkan survei Kementerian Koperasi dan UKM kepada 195.099 UMKM, ditemukan 23,10% UMKM mengalami penurunan omzet usaha, 19,50% UMKM terhambat distribusi, dan 19,45% UMKM mengalami kendala permodalan.

Lalu, hasil survei Asian Development Bank (ADB) juga menunjukkan kondisi sama yaitu 30,5% UMKM di Indonesia menghadapi penurunan permintaan domestik dan sebanyak 48,6% UMKM tutup sementara. “Salah satu langkah pemerintah membangkitkan kembali aktivitas ekonomi UMKM adalah dengan stimulus modal kerja melalui KUR dengan suku bunga murah dan tanpa agunan tambahan,” tutur Airlangga.

Sejak 2020, nasabah UMKM yang menerima KUR diberikan tambahan subsidi bunga sebesar 6%, sehingga pada April-Desember 2020, suku bunganya menjadi 0%. Selain itu, juga sudah dibentuk skema KUR Super Mikro yang ditujukan untuk pekerja yang terkena PHK dan ibu rumah tangga yang berusaha dengan skala mikro.

Sementara, di 2021, pemerintah menetapkan perpanjangan pemberian tambahan subsidi bunga sebesar 3%, penundaan angsuran pokok, dan relaksasi kebijakan KUR berupa perpanjangan jangka waktu serta penambahan plafon KUR menjadi sebesar Rp253 triliun.

“Pemerintah membutuhkan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk dari masyarakat dan pelaku UMKM, untuk memastikan seluruh kebijakan dapat terlaksana dengan baik sehingga aktivitas usaha UMKM semakin menguat dan berpeluang untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.

Upaya pemulihan ekonomi dan penangan pandemi di Tanah Air diakui telah berada dalam koridor yang tepat. Hal itu terbukti pasca penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di 15 provinsi dan pelaksanaan program vaksinasi. Tercatat tingkat kesembuhan dan kasus aktif yang lebih baik dibandingkan angka global. Kemudian, terjadi tren penurunan persentase kasus aktif dan tingkat kematian, dan tren kenaikan persentase kesembuhan.

Jika kondisi dari sisi kesehatan menuju ke arah lebih baik, kata Airlangga, tentu perekonomian akan mengikuti dan memperlihatkan tanda-tanda pemulihan. Misal, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur yang terus berada di level ekspansif yakni 53,2, realisasi investasi dan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di 2020 yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Belum lagi beberapa lembaga internasional, seperti Bank Dunia, OECD, ADB dan IMF memproyeksikan pertumbuhan Indonesia berada pada kisaran 4,4%-4,9% di 2021 dan 4,8%-6,0% di 2022. Proyeksi ini sejalan dengan optimisme Pemerintah Indonesia yang memperkirakan perekonomian nasional tumbuh pada kisaran 4,5%-5,3% di 2021.

Turut menjadi narasumber dalam acara dialog virtual tersebut adalah Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro Kemenkop UKM Rulli Nuryanto, Direktur Utama BRI Sunarso, dan CEO PT Widodo Makmur Perkasa Tumiyana, serta dimoderatori oleh Ketua Dewan Redaksi Media Group Usman Kansong. (Iam/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya