Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kisah Menarik dari Jatuh Bangun Perusahaan Membentuk Merek

Mediaindonesia.com
30/3/2021 17:00
Kisah Menarik dari Jatuh Bangun Perusahaan Membentuk Merek
.(DOK Pribadi.)

PERJALANAN perusahaan menghadapi berbagai tantangan dalam membangun, mengelola, dan membesarkan merek masing-masing pasti menarik. Kisah mereka dapat menunjukkan betapa kelincahan perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar dan konsumen menjadi sangat penting dalam mencetak merek yang kuat.

"Branding yang tepat akan menghasilkan merek yang kuat. Merek yang bisa bertahan dalam berbagai situasi akan sukses menghadapi berbagai tantangan dari masa ke masa. Tidak hanya diukur dari umurnya yang panjang, brand yang kuat bahkan bisa diberi nilai tinggi yang setara dengan sejumlah nilai mata uang (brand value) yang bisa menempatkan perusahaan pemiliknya pada posisi tawar yang tinggi," papar Lis Hendriani, Pemimpin Redaksi Majalah Mix MarComm (Swa Group).

Karena itu, pihaknya resmi meluncurkan buku berjudul Brands Journey, From Zero to Hero secara virtual pada Selasa (30/3). Buku setebal 235 halaman tersebut menyajikan studi kasus dari 11 merek pionir sekaligus living legend brand di Indonesia. Ke-11 merek itu ialah Bank OCBC NISP, Bintang Toedjoe, Bio Farma, Campina, Danone Indonesia (Aqua dan SGM), Kereta Api Indonesia (KAI), My Baby, Panasonic, Sasa, Sharp, dan Telkomsel.

Buku itu mengupas tentang tantangan akibat perubahan perilaku dan preferensi konsumen, kanal distribusi dan komunikasi, perubahan regulasi, perubahan teknologi, hingga pandemi coronavirus deasease (covid)-19. Menghadapi tantangan yang dinamis, tak heran kalau dibutuhkan brand guardianship atau perwalian merek yang militan untuk membangun, mengelola, dan membesarkan merek.

Tak heran pula kalau ditemukan fakta bahwa merek yang kuat ternyata dikawal oleh para brand guardian yang konsisten dan persisten mengeksekusi strategic brand management. “Oleh karena itu, di dalam buku ini, kami juga menyajikan satu bab khusus yang membahas tentang brand guardianship termasuk militansi yang dibutuhkan brand untuk mengawal eksistensi brand," terang Lis.

Lebih jauh ia menegaskan bahwa buku ini ditulis sebagai apresiasi kepada para pemilik brand yang telah berhasil membesarkan merek mereka sehingga bertahan hidup puluhan bahkan ratusan tahun sampai sekarang dan memberikan manfaat yang besar kepada konsumennya.

Bagi para praktisi branding, lanjut Lis, moral cerita di dalam buku ini diharapkan dapat menjadi teladan dalam brand guardianship merek yang berada dalam tanggung jawabnya. "Sementara itu, bagi para brand enthusiast dan mahasiswa yang sedang mempelajari ilmu branding, buku ini diharapkan dapat memperkaya wawasan tentang implementasi strategic brand management di perusahaaan-perusahaan terkemuka di Indonesia," ungkapnya.

Buku itu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pengelolaan 11 merek yang berhasil menjadi living legend brand di Indonesia, pentingnya brand guardianship atau perwalian merek untuk mengawal eksistensi brand, dan best practice strategic brand management di 11 merek yang menggarap pasar Indonesia.

"Sebagian besar konten merupakan hasil wawancara detail tim Majalah Mix Marketing & Communication dari kelompok Majalah Swa. Buku ini kami sajikan secara runut berdasarkan milestone atau tonggak-tonggak bersejarah dalam perjalanan hidup yang telah dilalui oleh masing-masing merek," tutup Lis. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya