Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

OJK Yakin Ekonomi Global Pulih dengan Cepat

Despian Nurhidayat
26/3/2021 16:43
OJK Yakin Ekonomi Global Pulih dengan Cepat
Gedung One Vanderbilt tertinggi kedua di New York City dibuka saat pandemi virus korona.(AFP/Michael M Santiago.)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) menilai perekonomian global diperkirakan pulih dengan cepat. Hal ini terlihat dari akselerasi proses vaksinasi covid-19 secara global dan membaiknya sektor manufaktur.

Selain itu, di AS perbaikan ekonomi diperkirakan berlangsung lebih cepat didorong oleh stimulus fiskal senilai US$1,9 triliun dan tingginya laju vaksinasi yang diperkirakan menciptakan herd immunity di semester II 2021. "Optimisme pemulihan ekonomi di AS mendorong kenaikan yield US Treasury dan meningkatkan volatilitas pasar keuangan global, terutama di pasar obligasi dan nilai tukar negara emerging markets," ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam rilis Rapat Dewan Komisioner OJK, Jumat (26/3).

Perkembangan positif dari sisi perekonomian dan progres vaksinasi tersebut, lanjut Wimboh, mendorong pasar saham global menguat di Maret 2021. Sampai dengan 19 Maret, IHSG menguat sebesar 1,8% mtd.

Hingga 23 Maret, jumlah penawaran umum yang dilakukan di pasar modal mencapai 30 emiten, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp33,7 triliun. Dari jumlah penawaran umum tersebut, tujuh di antaranya dilakukan emiten baru. Dalam pipeline saat ini terdapat 66 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp25,33 triliun.

Namun begitu, peningkatan volatilitas di pasar keuangan global mendorong yield obligasi domestik meningkat dan nilai tukar rupiah melemah 1,1% mtd ke 14.400/dolar AS. "Pelemahan tersebut diiringi dengan outflow investor nonresiden sebesar Rp0,12 triliun mtd dan Rp1,01 triliun mtd (ytd pasar saham: net buy Rp0,92 triliun; ytd pasar SBN: net sell Rp1,3 triliun)," ujarnya.

Di sektor perbankan, Wimboh menambahkan bahwa dukungan pemerintah dalam bentuk PMN (penyertaan modal negara) kepada BUMN mendorong dana pihak ketiga (DPK) tumbuh double digit sebesar 10,11% yoy di Februari 2021, terutama didorong pertumbuhan giro yang signifikan sebesar 19,98% yoy. Pada Februari 2021 kredit perbankan terkontraksi sebesar minus 2,15% yoy seiring dengan tingginya tren pelunasan kredit serta belum pulihnya permintaan sektor usaha.

Di industri keuangan nonbank, piutang perusahaan pembiayaan terkontraksi sebesar minus 19,8% yoy karena belum pulihnya permintaan dari sektor rumah tangga. "Industri asuransi tercatat menghimpun pertambahan premi sebesar Rp22,8 triliun dan fintech P2P lending Februari 2021 mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp16,96 triliun atau tumbuh sebesar 17,0% yoy," pungkas Wimboh. Premi asuransi jiwa sebesar Rp15,5 triliun serta asuransi umum dan reasuransi Rp7,3 triliun. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya