Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Holding Ultra Mikro Perluas Akses Pembiayaan

Despian Nurhidayat
18/3/2021 14:40
Holding Ultra Mikro Perluas Akses Pembiayaan
Ilustrasi sejumlah nelayan yang beraktivitas di pesisir Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.(Antara)

KEMENTERIAN BUMN optimistis bahwa integrasi bisnis atau pembentukan holding ultra mikro dari BRI, Pegadaian dan PNM mampu menjangkau pembiayaan dan pemberdayaan usaha ultra mikro lebih luas.

Dalam hal ini, dengan jaringan yang terintegrasi dan tetap menjaga bisnis model masing-masing. "Di mana BRI akan fokus pada KUR, Pegadaian fokus produk gadai dan PNM fokus di produk pemberdayaan Mekaar," ungkap Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (18/3).

Pria yang akrab disapa Tiko, menyebut saat ini terdapat 60 juta nasabah ultra mikro. Lalu, baru setengahnya yang mampu mengakses pembiayaan formal.

Pemerintah pun berupaya memberdayakan dan memberikan akses pembiayaan formal dengan biaya yang lebih murah. Jangkauan menjadi kunci utama dalam pembentukan holding ultra mikro.

Baca juga: Investasi Perusahaan BUMN Mengarah pada Pemulihan Ekonomi

"Kami yakini integrasi tiga entitas usaha ini bisa memberikan layanan usaha yang semakin lengkap, terintegrasi dan luas. Targetnya dalam empat tahun bisa melakukan on board sekitar 30 juta nasabah baru di tiga entitas bisnis ini secara terintegrasi," papar Tiko.

Saat ini, pihaknya tengah melakukan piloting location. Adapun kantor cabang BRI nantinya dilengkapi dengan loket Pegadaian, agar masyarakat bisa menggadaikan barang. Selain itu, kantor cabang BRI juga akan menjadi pos untuk para AO dari Mekaar, yang akan menjangkau pemberdayaan masyarakat. Khususnya, kaum ibu dengan konsep social lending.

"Kami juga tengah menanggapi isu mengenai efisiensi. Kami sudah melakukan berbagai simulasi dan sudah ada KPI-nya. Kami meyakini cost of fund (PNM dan Pegadaian) akan turun dengan cepat," jelasnya. 

Baca juga: Holding Ultra Mikro Ciptakan Ekosistem Terintegrasi bagi UMKM

"Cost of fund BRI itu 2,3%. Sementara kalau kita lihat pembiayaan di PNM dan Pegadaian masih bergantung pada pasar modal. Di mana biaya dana di Pegadaian sekitar 6-7% dan biaya dana di PNM berkisar 9-10%," imbuh Tiko.

Efisiensi lainnya, lanjut dia, dalam konteks jaringan. Ke depan, ekspansi Pegadaian tidak perlu lagi menyewa atau membangun unit baru. Namun, cukup menempel pada unit desa atau cabang BRI. Pegadaian cukup membangun counter dan self deposit untuk menyimpan emas atau barang gadai lain. Sehingga, biaya pembukaan kantor Pegadaian ke depan akan jauh lebih murah.

Dari konteks Mekaar, AO yang bertugas di PNM jumlahnya melampaui 40 ribu. Nantinya, mereka dilengkapi peralatan berbasis digital dan terkoneksi dengan BRI dalam konteks cabang desa BRI maupun agen BRI. Hal itu dapat menghasilkan efisiensi.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya