Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Holding Ultra Mikro Ciptakan Ekosistem Terintegrasi bagi UMKM  

M. Ilham Ramadhan Avisena
02/2/2021 22:41
Holding Ultra Mikro Ciptakan Ekosistem Terintegrasi bagi UMKM  
Direktur Utama BRI Sunarso(Antara/Dhemas Reviyanto)

DIREKTUR Utama PT Bank Rakyat Indonesia Sunarso menuturkan, pembentukkan holding ultra mikro berprinsip pada penciptaan ekosistem pemberdayaan terintegrasi bagi sektor UMKM. Dia mengaku akan mengikuti kehendak pemegang saham dalam pembentukkan holding tersebut.

"Holding itu bertujuan menciptakan ekosistem ultramikro, dan kemudian itu apakah ide BRI atau kementerian. Saya kira kita mesti mengikuti kemauan pemegang saham, aspirasi pemegang saham dan kemudian kita bertiga (BRI, PNM dan Pegadaian) terlibat," jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR, Selasa (2/2).

BRI, lanjutnya, telah melakukan riset terkait pembiayaan untuk sektor UMKM. Dari 62 juta UMKM yang ada di Indonesia, 57 juta di antaranya merupakan sektor ultra mikro.

Lalu, dari 57 juta usaha ultra mikro tersebut, hanya 15 juta pelaku usaha yang dapat mengakses lembaga pembiayaan formal. Sedangkan 5 juta pelaku usaha mendapatkan pembiayaan dari rentenir, 7 juta pelaku usaha melalui kerabat dan 18 juta pelaku usaha ultra mikro sama sekali tidak dapat mengakses pembiayaan.

Penciptaan holding ultra mikro diharapkan dapat menjawab persoalan tersebut. Sunarso menjelaskan, terdapat tiga jenis bisnis pembiayaan yang dapat dijalankan. Pertama melalui sistem gadai seperti yang dilakukan pegadaian.

Kedua, melalui mekanisme fidusia, di mana peminjam harus memberikan jaminan berupa sertifikat atau dokumen berharaga lain. Ini umum dilakukan oleh bank. Ketiga ialah pendanaan yang diperoleh melalui financial technology.

"Maka tantangan Pegadaian adalah, kalau ternyata pembiayaan berbasis fidusia itu lebih cepat dan fintech lebih cepat dan tidak harus menyerahkan barang, maka market gadai sendiri itu menjadi miss market yang pertumbuhannya terbatas," imbuh Sunarso.

"Sehingga kalau mau survive ya harus ikut di fidusia atau bahkan fintech. Saya ngomong seperti ini karena saya pernah di Pegadaian dan melakukan transformasi," sambungnya.

Baca juga : Pemerintah Pastikan Ketersediaan Pangan Cukup Selama Pandemi

Sunarso menekankan, penciptaan ekosistem ultra mikro juga bertujuan untuk menjaga bisnis tiap perusahaan yang bergabung sesuai dengan model bisnis dan budaya bisnisnya. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) misalnya, akan makin terfokus pada group lending dan menangani masyarakat yang unbankable.

Begitu pula dengan PT Pegadaian yang akan tetap fokus di sistem gadai. "Kemudian nanti sistem yang naik kelas, dari yang tidak tertangani bank, masuk ke PNM kemudian Pegadaian dan tertampung di BRI untuk naik kelas," jelas Sunarso.

Melalui pembentukkan holding itu pula akan tercipta efisiensi langaran suku bunga pinjaman dapat diturunkan. Itu bisa terjadi karena BRI memiliki secondary reserve sebesar Rp150 triliun per hari yang ditempatkan di pasar uang dengan yield 3%.

"Sedangkan Pegadaian dan PNM itu sumber pendanaannya itu dari loan, instrumen, masih di atas 5%. Jadi bisa mendapatkan pendanaan secara langsung dari BRI," imbuh Sunarso.

Cara menurunkan suku bunga kedua ialah melakukan issuance instrumen dengan bunga yang dijamin oleh BRI. Dus, cost of fund dan operate cost dapat ditekan lantaran adanya keterhubungan tiap perusahaan.

"Sasaran kita bukan untuk bersaing dengan BPR, BMT dan lainnya, kita akan menyasar yang belum tersentuh oleh lembaga pembiayaan, sekitar 18 juta. Itu kita bisa menarik dari yang bunganya 100-500% (melalui rentenir) itu kepada ekosistem ini," kata Sunarso.

"Jadi ini adalah ekosistem yang selama ini kalau dibangun dan diikat dengan kerja sama, MoU, tidak jalan, maka diikat melalui ekosistem ekuitas. Statusnya, PNM ya tetap saham dimiliki pemerintah, Pegadaian juga demikian," pungkasnya.

Dia pun menegaskan sumber daya manusia yang ada di Pegadaian dan PNM dapat tetap bekerja seperti biasa. Tidak satu pun outlet dari dua perushaan itu akan berkurang, justru bila dibutuhkan keduanya bisa menggunakan outlet BRI yang lebih luas. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya