Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Rumah Bersubsidi Mesti Berkualitas

Despian Nurhidayat
17/3/2021 20:50
Rumah Bersubsidi Mesti Berkualitas
Perumahan bersubsidi di Gowa, Sulawesi Selatan. Pembangunan rumah bersubsidi kini juga mesti memperhatikan kualitas.(ANTARA/ARNAS PADDA (STR))

PERUMAHAN bersubsidi tidak jarang yang memiliki masalah pada aspek kualitas. Padahal, perumahan bersubsidi banyak digandrungi oleh masyarakat dan mampu menaikkan kredit konsumsi di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghadirkan inovasi dengan memanfaatkan teknologi digital. Inovasi itu dibalut dalam aplikasi bernama SiPetruk (Sistem Informasi Pemantauan Konstruksi).

Direktur Utama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR Arief Sabaruddin mengatakan, aplikasi SiPetruk terbentuk karena pembangun rumah sederhana atau rumah bersubsidi selama ini tak terlalu memperhatikan aspek kualitas..

"Ada persoalan tata kelola pembangunan rumah subsidi yang rata-rata dibangun tidak di tengah kota, tapi di pelosok. Karena itu kita perlu mencari bentuk pengawasan yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi, maka lahirlah SiPetruk," ungkapnya dalam webinar bertajuk Memastikan Efektivitas SiPetruk dalam Penyediaan Rumah Rakyat Berkualitas, Rabu (17/3).

Arief merangkan SiPetruk merupakan aplikasi yang diperuntukkan bagi pengawas dan berada dalam aplikasi Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (SiKasep). Aplikasi itu dibentuk dengan tujuan untuk mentransformasikan birokrasi dalam penyelenggaraan perumahan bersubsidi yang dilakukan secara digital.

"Selama ini, kita selalu fokus pada sisi supply, kita lupa bahwa yang perlu rumah itu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Jadi MBR harus dijadikan subjek," imbuhnya. 

Dalam rangak menjadikan MBR sebagai subyek itu, menurut dia, pemerintah wajib menbantu mitra-mitranya, yakni perbankan dan pengembang, dengan ikut memantau pelaksanaan apa yang dilakukan mitra agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan pemerintah. 

Di sisi lain, dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, Arief menegaskan pengelolaan rumah bersubsidi juga harus melakukan transformasi dari cara kerja analog ke cara kerja digital. Dengan digitalisasi, cara kerja pemerintah dikatakan akan menjadi lebih efisiensi, akurat, akuntabel dan transparan.

"Melalui aplikasi, akan kita coba mulai tata kembali (sistem kerja). Spirit dari keberadaan aplikasi ini untuk memastikan kita bekerja lebih efisien dan memastikan bahwa uang negara yang digunakan dalam fasilitasi rumah subsidi ini bisa sampai masyarakat dengan kualitas yang baik," tuturnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Divisi Subsidized Mortgage Lending Division Bank BTN Mochamad Yut Penta berpandangan bahwa salah satu permasalahan sektor perumahan dan permukiman khususnya rumah subsidi ialah soal kualitas yang tidak memenuhi standar. 

Karena itu BTN juga siap bekerja sama dengan PPDPP dalam upaya meningkatkan kualitas rumah bersubsidi. Yut Penta menjelaskan ada beberapa dukungan BTN dalam pemenuhan kualitas hunian. 

“Bank BTN melakukan screening dan penilaian terhadap marketabilitas proyek perumahan, legalitas proyek perumahan, perizinan bangunan gedung dan kompetensi pengembang,” kata dia.

Lalu dukungan penjualan dengan memastikan spesifikasi rumah dan PSU yang dijual telah sesuai dengan PKS yang telah disepakati, pemrosesan dan analisa kredit, persetujuan dan akad kredit, dan monitoring serta pembinaan. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya