Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Stimulus AS Dinilai Berdampak pada Ekonomi Dunia

M. Ilham Ramadhan Avisena
07/3/2021 12:56
Stimulus AS Dinilai Berdampak pada Ekonomi Dunia
Ilustrasi(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

EKONOM dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, kebijakan stimulus yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan memberi dampak berganda pada ekonomi dunia. Apalagi ekonomi Negeri Paman Sam juga diproyeksikan akan tumbuh 5,5% di 2021, pemulihan tercepat yang tercatat sejak 1984.

"Dengan pemulihan ekonomi AS, maka pemulihan ekonomi global jug berpotensi juga akan lebih cepat terjadi apalagi di saat yang bersamaan Tiongkok juga diproyeksikan mengalami pertumbuhan ekonomi," ujar Yusuf saat dihubungi, Minggu (7/3).

Dia bilang, dari kebijakan stimulus AS itu pula Indonesia akan mendapatkan dampak positif. Setidaknya itu akan terlihat pada kinerja perdagangan nasional, utamanya komoditas unggulan Tanah Air seperti batu bara.

Bila komoditas batu bara mengalami perbaikan harga, imbuh Yusuf, maka secara tidak langsung penerimaan negara juga akan terimbas. 

"Tentu ini berdampak baika secara langsung terhadap upaya pemenuhan target pertumbuhan ekonomi dan juga upaya konsolidasi fiskal," jelasnya.

Akan tetapi, kata Yusuf, kebijakan stimulus AS yang mencapai US$1,9 triliun untuk menangani pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi itu juga akan berdampak pada tertekannya nilai tukar rupiah.

Sebab, AS diperkirakan akan berpotensi meningkatkan imbal hasil obligasi Negeri Paman Sam. Hal itu, kata Yusuf, mendorong terjadinya dolar AS pulang kampung. 

"Ini bisa mendorong US Dollar _pulang kampung_ dan akan berdampak pada fluktuasi nilai tukar," terang Yusuf.

Dia menambahkan, imbal hasil yang menarik untuk mendanai stimulus AS itu tentu akan menarik perhatian investor global, termasuk Indonesia. Belum lagi AS merupakan salah satu negara safe heaven bagi para penanam modal.

"Ini yang kemudian berdampak pada terminologi pulang kampung dan ini sudah terjadi di beberapa minggu ini. Ketika rupiah tertekan karena sentimen kenaikan US Treasury yield. Namun demikian, ada potensi untuk mengurangi tekanan pada rupiah, Bank Indonesia akan menaikan suku bunga acuan, dan ini akan tergantung pada aksi The Fed nantinya," pungkas Yusuf.

baca juga: Senat AS Sahkan UU Bantuan Covid-19 Senilai US$1,9 Triliun 

Diketahui sebelumnya Senat AS menyetujui stimulus bantuan sebesar US$1,9 triliun untuk mengatasi pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam. Presiden AS Joe Biden memastikan kepada rakyatnya bantuan sedang dalam perjalan untuk dimanfaatkan.

Bantuan akan diberikan kepada setiap warga AS senilai US$1.400 dan US$350 miliar dialokasikan untuk pemerintah negara bagian dan lokal. Sedangkan US$130 miliar diarahkan untuk mendukung kegiatan pendidikan. Selanjutnya dana sebesar US$49 miliar dialokasikan untuk pengujian dan penelitian vaksin covid-19 yang akan diperluas dan US$14 miliar sisanya untuk distribusi vaksin. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik