Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PRESIDEN Joko Widodo mengistruksikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi untuk memperluas pasar ekspor ke negara-negara nontradisional.
Indonesia tidak bisa terus menerus bertumpu pada Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok dan negara-negara lain yang telah menjadi mitra dagang selama puluhan tahun.
"Kita tidak boleh terjebak pada pasar ekspor yang itu-itu saja. sekarang banyak tumbuh pasar-pasar baru yang harus digarap secara serius," ujar Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3).
Beberapa pasar nontradisional yang dimaksud kepala negara ialah Afrika, Asia Selatan dan Eropa Timur yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih dari 5%.
Mereka bisa menjadi market yang sangat potensial bagi produk-produk Tanah Air.
Baca juga: Presiden: Pengembangan Perdagangan Digital Suatu Keharusan
Ia pun mendesak Kementerian Perdagangan untuk segera menyelesaikan perundingan-perundingan dagang dengan negara-negara potensial tersebut.
"Ini adalah agenda prioritas karena di masa-masa seperti ini kita membutuhkan pasar ekspor baru. Kita telah menyelesaikan perjanjian dagang dengan Australia, Korea Selatan, Uni Eropa. Tolong Pak Menteri Perdagangan, dorong juga supayakita punya kesepakatan dagang dengan negara-negara lain," ucap mantan wali kota Solo itu.
Ia pun meminta 23 pakta perdagangan baik bilateral dan regional yang sudah ditandatangani dalam beberapa tahun terakhir bisa segera diimplementasikan dengan sebaik-baiknya, dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh para pelaku usaha.
"Saya berikan contoh, misalnya dengan Australia. Kita sudah punya IA-CEPA. Lihat peluang-peluang yang ada di sana. Saya kira yang gede peluangnya itu otomotif. Pelajari betul pasarnya seperti apa, konsumennya seeprti apa. Informasikan ke Tanah Air sehingga kita betul-betul bisa membuka pasar di Australia," jelas Jokowi.
Lebih lanjut, kepala negara juga meminta kepada Kementerian Perdagangan untuk memberi stimulus berupa kemudahan ekspor bagi industri yang menyerap banyak tenaga kerja seperti elektronik, tekstil, kimia dan farmasi serta makanan dan minuman.
"Harus ada insentifnya untuk memperluas pasar terutama negara-negara nontradisional. Manfaatkan kerja sama perdagangan dan optimalkan kinerja perwakilan perdagangan kita di luar negeri. Kita punya atase perdagangan kita punya ITPC. Semua harus bergerak," tandasnya.(OL-4)
PENGAMAT politik dari Citra Institute Efriza, menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang meminta kritik sarat makna simbolik.
Pledoi Tom Lembong, tuntutan tujuh tahun penjara yang diajukan JPU merupakan kriminalisasi terhadap kebijakan publik.
SINYAL Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kian gencar.
PENGAMAT Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyoroti momen akrab Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
TIM Hukum DPP PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan telah mendapat informasi bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto sudah ditarget agar masuk penjara
Hendri Satrio berpendapat, sudah saatnya semua misteri yang menyelimuti demokrasi bangsa ini dibuka agar tidak ada lagi penyanderaan dalam politik.
Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani mengungkapkan pemanfaatan pusat logistik berikat (PLB) dan kawasan berikat semakin terbukti memberikan dampak nyata bagi industri nasional.
Indonesia dikenal sebagai negeri dengan warisan kriya yang kaya mulai dari Jepara, Cirebon, Bali, dan banyak daerah lain telah menorehkan nama di peta industri mebel dan kerajinan dunia.
ASOSIASI Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengkritisi penetapan dan sosialisasi pembatasan operasional truk sumbu 3 di jalur tol pada saat hari libur Maulid Nabi selama 3 hari
Produk dikirim melalui dua jalur, yakni jalur laut melalui Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, serta jalur udara melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif yang baru disepakati dengan Peru akan mendorong peningkatan ekspor sejumlah komoditas.
CENTER of Reform on Economics (CORE) memproyeksikan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan sebesar US$9,23 miliar akibat penerapan tarif resiprokal Trump.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved