Bank Syariah Punya Daya Tahan yang Kuat Hadapi Krisis

Despian Nurhidayat
10/2/2021 18:09
Bank Syariah Punya Daya Tahan yang Kuat Hadapi Krisis
Bank syariah(Ilustrasi)

DIREKTUR Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi mengatakan bahwa bank syariah memiliki daya tahan kuat terhadap krisis. Hal ini dibuktikan pada 2020 ini, aset perbankan syariah berhasil tumbuh double digit atau 13,36% yoy, pertumbuhan kredit juga meningkat 9,16% dan DPK (Dana Pihak Ketiga) meningkat 13,52%.

"Dibandingkan bank konvensional memang ini berbeda ya, terutama dari sisi pembiayaan memang bank konvensional alami tekanan akibat restrukturisasi yang cukup besar dan mengakibatkan pertumbuhan kredit melambat dan negatif pada November 2020. Dengan kondisi ini, kita masih punya secercah harapan," ungkapnya dalam Webinar Perbankan Syariah; Peluang dan Tantangan Perbankan Syariah Pasca Merger Bank Syariah BUMN, Rabu (10/2).

Melihat peluang ini, Hery mengatakan bahwa BSI dibentuk dengan tujuan untuk menjadi bank syariah terbesar di Indonesia, memiliki daya saing global dan pada akhirnya dapat memberikan layanan optimal baik untuk nasabah, UMKM maupun untuk layanan digital.

"Total aset kami itu nomor tujuh di Indonesia dan kami punya mimpi dapat menduduki posisi sepuluh besar perbankan syariah global berdasarkan market capitalization. Kami juga punya modal aset Rp240 triliun, DPK Rp209,90 triliun, modal Rp21,74 triliun. Market Capitalization sendiri posisi 9 Februari 2021 lalu sudah mencapai Rp117 triliun," kata Hery.

Dari sisi strategi, BSI akan melayani UMKM dengan cara menghubungkan UMKM dalam ekosistem yang terintegrasi. Lalu menbangun sentra UMKM di daerah dan pelatihan UMKM secara online.

Baca juga : Dirut BPJS Ketenagakerjaan: Dana Aman, tidak Ada Kerugian

BSI juga akan melayani segmen retail dengan pelayanan syariah menggunakan ekosistem digital. Selain itu, pihaknya juga akan mengembangkan diri sebagai sarana bagi investor asing untuk mengakses pasar domestik, infrastruktur dan investasi di Indonesia.

"Kami juga akan melongok pasar di internaisonal mengenai sukuk global. BSI nanti bisa berperan mendorong pertumbuhan sukuk untuk menarik investor global membeli dan menjadi bagian investor sukuk global," ujarnya.

Meskipun memiliki berbagai strategi dan aset yang kuat, Hery berharap ada sinergi anatara BSI dengan bank syariah lain. Pasalnya terdapat gap antara jumlah nasabah yang baru mencapai 30 juta dengan potensi industri halal yang mencapai Rp6.545 triliun.

"Dari industri halal ini, aset bank syariah sangat kecil, baru sekitar Rp591 triliun. Kami ingin sampaikan perlu sinergi dari seluruh pemangku kepentingan. Baik itu bank syariah, masyarakat, asosiasi, regulator, ormas islam dan pemerintah," pungkas Hery. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya