NILAI tukar rupiah pada akhir pekan ini ditutup menguat, seiring penantian pasar terhadap kabar stimulus tambahan di Amerika Serikat (AS).
Pada Jumat (29/1) ini, rupiah ditutup menguat 0,34% atau 48 poin ke posisi Rp14.030 per dolar AS. Penguatan ini merupakan lanjutan dari pembukaan nilai tukar rupiah pada pagi ini yang menguat ke posisi Rp14.058 per dolar AS.
Selain itu, pergerakan rupiah pada hari ini baik dari posisi penutupan hari sebelumnya, yakni Rp14.078 per dolar AS.
Baca juga: Pandemi, RI Banjir Pesanan Produk Elektrik dan Mebel dari AS
"Menguatnya indeks dolar AS tidak serta merta mata uang Garuda ikut melemah. Namun, justru sebaliknya. Penguatan ditopang data internal yang cukup bagus. Sehingga, pasar kembali mengoleksi mata uang Garuda, dengan kembali masuknya modal asing ke pasar finansial dalam negeri," jelas Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan resmi, Jumat (29/1).
Menurut Ibrahim, saat ini pasar masih menunggu berita tentang paket kebijakan fiskal Presiden AS Joe Biden. Ada kekhawatiran bahwa usulan kesepakatan senilai US$ 1,9 triliun, tidak akan sebesar yang diharapkan.
Baca juga: Mulai Juli, Perbankan Siap Terapkan Pelaporan Terintegrasi
Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan bahwa pengeluaran fiskal diperlukan untuk mengatasi dampak pandemi covid-19 terhadap perekonomian.
"Dari domestik, tanda pemulihan ekonomi sudah terlihat sejak kuartal IV 2020. Pertumbuhan ekonomi diproyeksi minus 2,9% atau lebih baik dari capaian kuartal sebelumnya. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 diperkirakan minus 2,2-1,7%," imbuhnya.
Adapun penopang pemulihan ekonomi domestik antara lain digelontorkannya dana bansos, BLT, kredit untuk UMKM, serta vaksinasi covid-19. Guna menjaga stabilitas investasi, pemerintah juga menerbitkan Undang-Undang Cipta Kerja, yang salah satu komponennya adalah pendirian Lembaga Pengelola Investasi (LPI).(OL-11)