Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Jaga Stabilitas Pasar, WMU Tetapkan Harga IPO Rp180 per Saham

Ghani Nurcahyadi
26/1/2021 20:26
Jaga Stabilitas Pasar, WMU Tetapkan Harga IPO Rp180 per Saham
Penawaran saham Widodo Makmur Unggas(Dok. WMU)

PT Widodo Makmur Unggas (WMU) yang bergerak di sektor perunggasan (poultry) menetapkan harga saham perdana melalui skema Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO) di angka Rp180 per lembar saham. Sebagaimana diketahui, Perseroan menawarkan harga IPO antara Rp142 sampai Rp200 per lembar saham di pasar primer (primary market).

Direktur Utama WMU, Ali Mas'adi, mengatakan, dalam IPO ini Perseroan mengalokasi penjatahan saham untuk fixed allotment sebanyak 99% dan pooling allotment 1%. Dalam gelaran IPO ini, proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5% dan ritel 30,5%. Seiring dengan market yang di dominasi oleh pemain retail, saat ini diperlukan alokasi retail yang mencukupi dan juga untuk menjaga likuiditas di pasar sekunder.

"Saham IPO kami masih cukup diminati di tengah kondisi pasar yang masih challenging (menantang). Ditambah lagi IPO ini dilakukan pada awal tahun dan investor masih mengamati pergerakan pasar dan kondisi perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Sebagai korporasi yang terus tumbuh, Perseroan pun akan terus melebarkan sayap bisnisnya di sektor poultry," kata Ali dalam keterangan tertulisnya.

WMU juga berupaya menjaga minat investor di pasar sekunder (secondary market) menjadi lebih baik, dengan  menurunkan total saham yang dilepas ke publik atau free float dari 35% menjadi 15% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. 

"Kami ingin menjaga performa saham di pasar sekunder tetap berjalan baik dan stabilitas demand terjaga," jelas Ali Mas'adi.

Adapun masa penawaran awal atau bookbuilding telah dilakukan pada 7-13 Januari 2021. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah diperoleh pada tanggal 22 Januari 2021. Selanjutnya penawaran umum dilakukan  25-27 Januari 2021. Untuk penjatahan saham pada 29 Januari 2021 dan distribusi saham 1 Februari 2021. Pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada 2 Februari 2021.

Baca juga : HKTI Siap Dampingi Petani untuk Tingkatkan Produksi Pertanian

Corporate Finance CIMB Sekuritas, Giovan Sitepu, memaparkan sejauh ini minat investor terhadap saham WMU cukup baik dan respons pasar terbilang masih cukup dinamis di tengah kondisi pandemi Covid-19. Apalagi WMU berada pada sektor bisnis perunggasan yang hingga saat ini masih terus mencatatkan penguatan permintaan akan daging ayam beserta turunannya. 

"Responsnya masih cukup positif karena minatnya cukup besar. Kembali lagi kita _compare_ ke kondisi sekarang yang memang masih cukup challenging tapi IPO ini cukup bagus," kata dia.

Tahun ini, Perseroan mengalokasikan dana investasi sebesar Rp1,5 triliun dari sebelumnya Rp1,9 triliun. Alokasi penggunaan dana investasi untuk menambah kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6 juta broiler melalui dua tahap. Pada tahap pertama sebanyak 4 juta broiler di tahun ini dan 2 juta broiler di tahun 2022. Sumber pendanaannya berasal dari kas internal dan sumber lainnya.

Aksi korporasi WMU, menurutnya, tidak berhenti pada IPO saja, Perseroan berencana menerbitkan obligasi di akhir tahun ini untuk mendukung ekspansi WMU. 

"Kita ingin laba terjaga dan model bisnis berbasis rumah potong ayam (RPA) akan tetap sesuai perencanaan," imbuhnya. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya