Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Stok Kedelai Dipastikan Cukup untuk Kebutuhan Tahu dan Tempe

Insi Nantika Jelita
01/1/2021 16:39
Stok Kedelai Dipastikan Cukup untuk Kebutuhan Tahu dan Tempe
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Kelurahan Bojongsari, Indramayu, Jawa Barat.(Antara/Dedhez Anggara)

PEMERINTAH memastikan ketersediaan kedelai untuk kebutuhan industri tahu dan tempe di Tanah Air. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto.

“Kemendag terus mendukung industri tahu dan tempe di Indonesia. Dengan penyesuaian harga, diharapkan masyarakat tetap dapat mengonsumsi tahu dan tempe yang diproduksi perajin,” ujar Suhanto, Jumat (1/1).

Pernyataan tersebut sekaligus merespons Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), yang akan melakukan penyesuaian harga tahu dan tempe dengan harga kedelai impor.

Baca juga: Naiknya Harga Kedelai Impor Dikeluhkan Pengusaha Tahu

Kemendag dikatakannya melakukan koordinasi dengan Gakoptindo. Serta, mendapat informasi bahwa harga kedelai impor di tingkat perajin mengalami penyesuaian. Dari semula Rp9.000/kg pada November 2020 menjadi Rp9.300-9.500/kg pada Desember 2020.

Berdasarkan data Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo), saat ini importir berupaya menyediakan stok kedelai di gudang yang mencapai 450 ribu ton.

“Apabila kebutuhan kedelai untuk para anggota Gakoptindo sebesar 150.000-160.000 ton/bulan, maka stok tersebut seharusnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan 2-3 bulan mendatang,” jelas Suhanto.

Lebih lanjut, dia mengatakan harga kedelai dunia pada Desember 2020 tercatat sebesar US$12,95/bushels. Itu naik 9% dari bulan sebelumnya yang tercatat US$11,92/bushels. 

Baca juga: Marak Investasi Tiongkok di RI, BKPM: Mereka Berani

Mengacu data The Food and Agriculture Organization (FAO), harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat US$461/ton, atau naik 6% dibanding bulan sebelumnya yang tercatat US$435/ton.

Suhanto menilai faktor utama penyebab kenaikan harga kedelai global ialah lonjakan permintaan kedelai dari Tiongkok kepada Amerika Serikat (AS), selaku eksportir kedelai terbesar di dunia.

Permintaan kedelai Tiongkok diketahui naik 2 kali lipat pada Desember 2020, yakni dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan AS, seperti di Los Angeles, Long Beach dan Savannah. Sehingga, terjadi hambatan pasokan terhadap negara importir kedelai lain, termasuk Indonesia.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik