Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
RENCANA peluncuran Buku 100 Koperasi Besar Indonesia (KBI) pada Januari 2021 mendapat dukungan penuh dari Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki. Buku seri ke empat yang dibuat Majalah Peluang ini, terbit tiga tahunan dinilai dapat menjadi dokumentasi lengkap perkembangan koperasi di seluruh Indonesia.
“Bagus sekali jika ada dokumentasi perkembangan koperasi di Indonesia dan saya mendukung penuh ide tersebut. Insyaallah saya bersedia hadir dalam acara peluncuran nanti,” ujarnya dalam audiensi virtual, Rabu (23/12). Hadir pada kesempatan itu Deputi Kelembagaan Kemenkop UKM Rulli Nuryanto, Direktur Keuangan dan Umum LLP-KUKM Nawang Wulan, Pemimpin Redaksi Majalah Peluang Irsyad Muchtar dan Direktur PT Berkah Dua Visi Yuni Hegarwati.
Pada kesempatan itu Irsyad melaporkan, dari hasil kunjungannya ke berbagai daerah, umumnya koperasi skala besar masih didominasi sektor usaha simpan pinjam, baik yang masih menerapkan manajemen konvensional maupun syariah. Kondisi tersebut memang tak terhindarkan sejak selepas era reformasi pemerintah membuka kran koperasi simpan pinjam secara massif. Namun demikian lanjut Irsyad sejumlah koperasi non simpan pinjam, seperti koperasi produsen, konsumen dan serba usaha juga cukup menonjol dan masih punya pengaruh pasar yang kuat di tengah masyarakat.
“Rencana penerbitan buku dan pengenalan koperasi-koperasi besar dari pelosok tanah air ini akan kami gelar pada 26 Januari 2021 di gedung Smesco Jakarta, dan karena pandemi covid-19 masih belum usai, maka protokol kesehatan akan kami terapkan secara ketat,” ujar Irsyad. Seperti edisi sebelumnya buku 100 KBI edisi ke empat ini terbit dengan dua bahasa, Indonesia dan Inggris.
Digitalisasi dan Koperasi Multipihak
Dalam pesannya, Menkop Teten mengingatkan bahwa dewasa ini perkoperasian dihadapkan pada era keterbukaan sejalan dengan perkembangan teknologi digital yang menjalar ke berbagai segmen usaha. Koperasi, kata dia, harus siap dengan perubahan zaman itu jika tak ingin ditinggalkan oleh pasar.
Lantaran itu, sambung Menkop, pihaknya kini terus mendorong lahirnya koperasi multipihak yang diyakini lebih memberikan multiplier effect terhadap perekonomian. Koperasi multipihak ini akan membangun sirkuit ekonomi lebih kuat yang mana pada akhirnya akan menggenjot perolehan keuntungan atau SHU Koperasi.
Dalam koperasi multipihak, koperasi produsen menghasilkan produk atau barang yang berkualitas dan koperasi konsumen meng-create pembelinya. Model bisnis ini akan lebih meningkatkan daya saing koperasi.
Menkop juga menekankan pentingnya digitalisasi koperasi. Ini penting agar koperasi lebih menggigit karena persaingan semakin ketat terutama dengan hadirnya perusahaan financial technology (Fintech). Saat ini fintech tidak lagi memikirkan aset calon peminjam dana, tetapi sejauh mana kemampuan calon peminjam untuk dalam menyelesaikan kewajibannya (kemampuan bayar utang/solvabilitas).
Dalam catatan Kemenkop, saat ini baru 0,7% koperasi yang layanannya sudah terdigitalisasi. Ke depan, koperasi terdigitalisasi ini perlu terus ditingkatkan. Selain itu, Kemenkop juga akan mendorong UMKM untuk berkoperasi. Dengan begitu, Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) akan lebih mudah menyalurkan pembiayaan ke UMKM melalui koperasi yang terbentuk.
“Kita juga terus mendorong UMKM untuk membentuk koperasi dan tidak lagi usaha individual agar LPDB dapat menyalurkan dananya melalui koperasi UMKM tersebut. Sedangkan untuk SMESCO nantinya diarahkan sebagai trading house dan inkubator pengembangan UMKM,” pungkas Menkop Teten (OL-13)
Baca Juga: Ekonom Faisal Basri Dukung Program Diversifikasi Pangan Lokal
KEBERADAAN tambang rakyat ilegal yang tersebar di Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) didorong agar dikelola oleh koperasi sebagai alternatif pengelolaan tambang yang berkeadilan serta berpihak kepada rakyat.
Peluncuran secara luring diselenggarakan di Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Desa Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten.
Masyarakat Kota Sukabumi kini mendapatkan akses lebih mudah terhadap sembako berkualitas dengan harga yang wajar.
Koperasi merupakan institusi modern yang mampu menyejahterakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.
Said Abdullah Sebut Tata Kelola Koperasi Harus Terus Dibenahi
Secara bertahap para anggota koperasi sudah diberikan pelatihan dalam mengelola manajemen, dan pemahaman tentang lembaga bisnis koperasi.
Perluasan kerja sama dengan PT Pos Indonesia menjadi strategi bagi Kemenkop UKM untuk mengimbangi maraknya toko-toko atau ritel modern yang berpotensi mematikan usaha UMKM.
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) terus berupaya memberikan program-program unggulan kepada wirausahawan sebagai bentuk dukungan.
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengungkapkan salah satu syarat Indonesia menjadi negara maju adalah rasio wirausaha mencapai 4% dari jumlah angkatan kerja.
Pengembangan kapasitas SDM adalah kunci untuk mewujudkan UMKM yang berdaya saing dan mandiri.
Kata Teten, kampus diajak bekerja sama sebagai upaya untuk menjadikan civitas akademika ini sebagai pabrik wirausaha guna mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Penurunan jumlah koperasi karena Kemenkop UKM fokus terhadap pembenahan kualitas koperasi, khususnya koperasi sektor riil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved