Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Jatuh Bangun Lulusan STM Dirikan Bisnis tanpa Utang

Wisnu Arto Subari
15/12/2020 18:00
Jatuh Bangun Lulusan STM Dirikan Bisnis tanpa Utang
.(DOK Trawlbens)

PERJALANAN seseorang menuju sukses bukan tergantung dari pendidikan formal terakhir yang diraih. Kisah Founder dan CEO Trawlbens Beni Syarifudin dapat menjadi hikmah bagi setiap orang yang tidak berpendidikan sarjana tapi dengan tekad pantang menyerah dan mau belajar akhirnya kesuksesan tersebut dapat diraih.

Beni yang lahir di Lampung pada 1979 hanyalah lulusan sekolah teknik menengah (STM) atau sekarang dikenal sekolah menengah kejuruan (SMK). Usaha pertamanya yaitu mengikuti ajakan pamannya untuk bekerja di gedung Sarinah, Jakarta, sebagai cleaning service pada 2004. "Awalnya saya memahami om menawarkan pekerjaan service karena saya lulusan STM tapi ternyata hanya bertugas menyapu dan membersihkan hal lain," kenangnya sambil tertawa, Jakarta, Selasa (15/12).   

Namun, Beni bukanlah pemuda yang pasrah begitu saja dengan nasibnya. Ia memiliki mimpi menjadi orang yang sukses. Setelah bekerja kontrak selama 11 bulan, ia mengundurkan diri.

Dari cleaning service, Beni loncat menjadi manajer di perusahaan Singapura yang menjual kaligrafi. Di sini ia mengaku tidak betah karena sejumlah idenya tidak didukung perusahaan. Ia pindah lagi ke perusahaan telekomunikasi yang menjual kartu SIM.

"Untungnya lumayan. Satu pembeli kartu SIM, saya dapat Rp100 ribu. Dari sini, saya mendirikan agensi pemasaran pada 2006 dengan menyewa kantor di daerah Matraman. Ada 10 karyawan pemasaran yang saya beri komisi Rp25 ribu untuk tiap pembeli," ungkap ayah dua anak itu.

Tidak puas dengan satu bidang, perusahaan itu juga menjadi penjual televisi berlangganan asal Malaysia yang saat itu banyak dicari karena program sepak bolanya. Dari usaha ini, ia mengantongi Rp400 ribu per pelanggan.

Hanya bertahan tiga tahun perusahaan Beni bangkrut. Ini karena banyak persaingan sehingga sejumlah karyawannya dibajak. Selain itu, usaha menjual televisi berlangganan juga sulit berkembang karena ia mesti menanggung biaya sendiri jika pelanggan memutuskan jaringan kurang dari enam bulan.

Dua kali gagal tidak membuat Beni menyerah. Ia bangkit lagi membangun Sace Express pada 2009. Bisnisnya fokus pada layanan pengambilan barang ketinggalan dan pengiriman barang dalam hitungan beberapa jam. Saat itu komunikasi dengan kurir dan konsumen masih melalui SMS.

Usaha itu hanya berjalan sekitar lima tahun. Katanya, puluhan perusahaan di sejumlah daerah menjiplak bisnisnya. "Saya hanya lulusan STM dan bergaul dengan kurir sehingga usaha ini tidak memungkinkan lagi dilanjutkan," tuturnya.

Lantas Beni belajar tentang industri kargo. Ia mempelajari banyak hal tentang pengiriman barang, termasuk alat berat, ke berbagai daerah di Indonesia. Setelah memahami pola kerja dan memiliki jaringan di berbagai daerah, ia pun mendirikan perusahaan baru bernama Klik Logoistics.

"Saya pernah angkut alat berat 32 ton ke Nabire, Papua. Karena bodoh, saya minta saja harga tinggi melebihi pasar. Dari pengiriman ini saya untung Rp130 juta. Ada pula pengiriman speed boat ke Sorong. Karena tidak tahu harga yang lain, saya minta lagi tarif tinggi. Dari pengiriman satu speed boat dari empat yang dikirim saya peroleh untung Rp60 juta," ucapnya.

Dari usaha ini, Beni bersama enam pengusaha sejenis mendirikan Ikatan Pengusaha Cargo Nusantara (IPCN) pada 2017. Sejak awal ia ditunjuk sebagai ketua dan kini anggotanya mencapai 200-an perusahaan. Rata-rata anggotanya merupakan perusahaan logistik menengah dengan omzet sekitar Rp10 miliar per bulan.

Dari sini, Beni memberikan pelajaran banyak hal dalam bisnis. Salah satunya ia berprinsip membuka usaha sesuai modal yang dimiliki. Karenanya ia tidak pernah berutang kepada bank, saudara, keluarga, atau meminta dari warisan. Semua modalnya dari keuntungan yang dia peroleh dari bisnis sebelumnya.

"Buka usaha itu sesuai kemampuan kita. Kalau ada uang Rp100 ribu ya itu dulu yang saya gunakan untuk usaha. Kalau enggak punya duit, kita mesti bersabar. Jangan melihat yang atas dulu nanti kita akan susah karena tidak punya modal besar. Jadi membangun usaha harus melalui proses yang bertahap," pesannya.

Selain itu, Beni meyakini berkah sedekah. Dengan IPCN, ia mengajak para anggotanya untuk menyisihkan pendapatan mereka sampai 50% untuk masyarakat yang membutuhkan. Anggota IPCN setuju dengan usulnya sehingga banyak memberikan pengiriman gratis bagi bantuan ke berbagai daerah bencana, seperti Lombok dan Palu.  

Menurutnya, menjalankan usaha itu membutuhkan religiusitas. Dengan demikian kita berusaha mencari yang halal. Dengan religiusitas, Beni pun mendorong agar pengusaha pribumi lokal tidak bermain di 'pinggiran' tetapi berani meloncat menjadi perusahaan besar. Ia mengutip hadits Nabi bahwa dalam Islam kita harus berusaha untuk dunia seakan-akan kita hidup selamanya dan berusaha untuk akhirat seakan-akan kita mati besok.

Satu lagi, Beni mengingatkan dalam berbisnis kadang kala mengalami penipuan dari karyawan atau mitra. Ia mengakui pernah ada karyawannya yang mencuri uang perusahaan. Di lain waktu, ia ditipu mitranya yang menjual tanah bermasalah. "Saya beli tanah itu Rp500 juta untuk bangun kantor. Ternyata tanahnya bermasalah. Uang saya akhirnya tinggal Rp60 juta untuk sewa kantor saja," kenangnya.

Tidak berhenti di Klik Logistics, Beni kini tengah bersiap meluncurkan perusahaan start-up logistik bernama Trawlbens. Ia memberi nama trawl yang berarti jaring untuk menangkap semua ikan besar dan kecil atau benda apa pun yang ada di dasar laut. Dengan aplikasi Trawlbens, ia melayani pengiriman barang dari berat minimal 10 kilogram sampai berton-ton seperti kapal.

Sampai kini, Beni melihat belum ada industri logistik yang menyediakan pengiriman berbagai bidang seperti Trawlbens. Ia menargetkan aplikasi tersebut dapat digunakan pada awal Januari 2021. "Saat ini di Jabodetabek, kami sudah memiliki 60 mitra. Tentu mitra kami akan berkembang pada tahun depan ke daerah luar Jabodetabek," paparnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya