Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MEREK perawatan kulit berbahan dasar organik dan natural nomor satu di Indonesia, Skin Dewi, kembali mengadakan kegiatan live shopping bersama dengan sesama merek lokal mulai dari 7-13 Desember 2020.
Bertemakan Year End Virtual Bazaar, Skin Dewi mengambil momentum 12.12 untuk menyuarakan #supportlokal kepada masyarakat. Gerakan ini diharapkan dapat membantu perekonomian negeri dan membantu sesama merek lokal untuk dapat bertahan selama pandemi.
Dunia bisnis dari berbagai sektor mengalami tantangan dan rintangan yang terbilang cukup signifikan berdampak pada jalannya perkembangan usaha. Sebuah rintangan yang tak terduga hadir di antara kita dan menimbulkan krisis, serta memengaruhi hampir kepada seluruh elemen masyarakat. Tak sedikit pula perusahaan lokal maupun global mengalami kemerosotan akibat dari pandemi covid-19.
Walau demikian, hal itu menjadi sebuah dorongan bagi Skin Dewi untuk dapat bisa mempertahankan perusahaan di masa yang sulit dan menjadikannya sebagai tantangan yang harus dilewati bersama, disertai dengan adaptasi yang cepat dan berpikir kreatif untuk dapat memunculkan strategi-strategi baru.
Strategi bisnis menjadi sebuah hal yang penting untuk dimiliki agar perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang. Menghadapi masa pandemi, perlu dilakukan perubahan cara untuk dapat tetap bisa menjangkau konsumen. Mengubah pendekatan tatap muka menjadi pendekatan secara online, menjadi pilihan Skin Dewi sebagai jalan alternatifnya.
Memanfaatkan fitur live streaming pada platform Instagram, Skin Dewi sebelumnya mengajak pelaku bisnis lokal lainnya untuk berkolaborasi dan menyelenggarakan Flash Sale Online Bazaar dengan tujuan untuk dapat membantu menaikkan penjualan di tengah krisis pandemi.
Berlangsung selama lima hari pada 29 Juli-2 Agustus 2020 lalu, Skin Dewi bersama 9 merek lokal lainnya berkolaborasi dalam bentuk membuat bundling produk disertai promosi yang menggugah. Acara ini berhasil menimbulkan antusiasme konsumen lebih dari 1.000 penonton dan menjual lebih dari 750 bundle.
Baca juga: 42% UMKM Gunakan Medsos dan Platform Digital Saat Pandemi
Melihat kesuksesan tersebut, Skin Dewi tergerak untuk menyelenggarakan kembali kegiatan serupa dengan berbagai tawaran yang lebih menarik, waktu penyelenggaraan yang lebih panjang, dan keikutsertaan merek lokal yang lebih banyak dengan euforia bazar yang lebih besar.
Didukung momentum Hari Belanja Online Nasional 12.12 dan periode akhir tahun, Skin Dewi mengadakan Year End Virtual Bazaar yang akan diselenggarakan pada 7-13 Desember 2020. Pada pelaksanaan live shopping kali ini terdapat 13 merek lokal yang ikut berpartisipasi dan berkolaborasi, yakni Demi Bumi, Skill Monkey, Havilla Tea, Nail Art House, Carl and Claire, Otterhands Co, Heavenly Blush, Nood, Bulksource, Rahsa Nusantara, Acaii, Dewi Kauw Cafe, dan Skin Dewi sendiri.
“Saya sangat senang bisa mengajak sesama merek lokal untuk saling berkolaborasi di tengah situasi ketidakpastian ini. Dari acara Juli kemarin banyak sesama pelaku bisnis yang berterima kasih telah disediakan platform dan kesempatan untuk mereka menaikkan penjualannya. Oleh karena itu, kami mengadakan kembali acara serupa dengan mengambil momentum 12.12," ujar Dewi Kauw, Founder dan Direktur Skin Dewi, dalam keterangannya, Kamis (3/12).
Dewi menambahkan, dirinya percaya kalau kita bergerak bersama-sama untuk saling bahu membahu membantu perekonomian lokal, kita semua pasti bisa keluar dari situasi pandemi dengan keterampilan yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya.
"Saya yakin momentum ini bisa kita jadikan sebagai bahan untuk pelajaran dalam cara kita melihat masa depan bisnis," pungkasnya.
Tak hanya itu, Skin Dewi juga telah mempersiapkan kejutan yang sangat besar sebagai rangkaian penutupan akhir tahun pada periode 7-15 Desember 2020. (RO/S-2)
KPK mengungkapkan sebagian besar instansi pemerintah kini mulai menggunakan e-katalog dalam pengadaan barang dan jasa bahkan hingga yang terkecil seperti pengadaan kue untuk rapat.
Data dari Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) 2022 menyebutkan bahwa 60% masyarakat sudah mulai berbelanja secara "offline", baik ke pasar modern maupun tradisional.
Lebih tinggi dari 113,1 pada bulan sebelumnya.
Sedikitnya produk lokal yang tayang di elektronik katalog (e-katalog) menjadi penyebab rendahnya transaksi pembelian barang dan jasa oleh pemerintah daerah.
Ahli kulit juga menyebutkan bahwa terpapar cahaya biru hingga 8 jam sehari juga berbahaya bagi kulit.
Tercatat lebih dari 25 pusat perbelanjaan yang ada di 5 Kotamadya DKI Jakarta akan menggelar program khusus menyambut Imlek
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved