Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

42% UMKM Gunakan Medsos dan Platform Digital Saat Pandemi

Despian Nurhidayat
03/12/2020 21:19
 42% UMKM Gunakan Medsos dan Platform Digital Saat Pandemi
Perajin sepatu cetak bahan alami (ecoprint) mengunggah foto produknya di pasar digital di rumah produksi Madukara, Malang, Jawa Timur.(Antara)

MENTERI Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan sebanyak 42% UMKM menggunakan media sosial atau digital platform untuk bertahan dan tetap melakukan usahanya dalam rangka merespons dampak covid-19.

Meskipun demikian, saat ini baru sekitar 10,2 juta pelaku UMKM Indonesia yang sudah go digital. Angka tersebut hanya mencakup 16% dari jumlah UMKM yang mencapai 64 juta. Namun, angka tersebut meningkat 3% dibandingkan awal 2020 yang baru mencapai 13%.

"Ada tiga isu utama UMKM go digital. Pertama kapasitas produksi, kedua kualitas produksi dan ketiga literasi digital. Ini saya kira perlu jadi perhatian dan kami sudah menyiapkan rencana termasuk bermitra dengan swasta," ungkapnya, Kamis (3/12).

Berbicara soal ekonomi digital, lanjut Teten, bukan hanya aspek market saja, tapi juga financial technology (fintech) yang saat ini menjadi pilihan bagi UMKM. Pasalnya fintech dikatakan memiliki akses pembiayaan yang mudah, murah dan mampu mengoptimalkan teknologi digital.

Dia menambahkan sebanyak 23 juta pelaku UMKM belum dapat akses pembiayaan dari perbankan. Inklusifitas ekonomi menjadi salah satu fitur penting bagi fintech karena dapat memberikan kemudahan bagi UMKM dalam mengakses pembiayaan modal kerja.

"Kalau kita lihat data dari OJK, UMKM yang mengakses fintech sampai Oktober 2020 sudah ada transaksi e-money sebesar Rp18,8 triliun dan ada Rp128,7 triliun akumulasi pembagian pinjaman melalui 29,2 juta akun peminjam," kata Teten.

Begitu juga dengan equity crowdfunding yang juga menjadi format pendanaan yang cukup diminati. Terdapat sekitar Rp8,2 miliar yang telah disediakan penyelenggara equity crowdfunding di 2020 ini untuk UMKM. Hal yang sama terjadi pada platform e-wallet dan P2P lending yang juga dikatakan sudah membantu 13 ribu UMKM.

"Di Undang-Undang Cipta Kerja juga tertuang alternatif pembiayaan di luar perbankan seperti crowdfunding, modal ventura dan lainnya yang saya kira sudah diakomodasi karena akan berperan untuk pengembangan kapasitas kewirausahaan kita. Jadi ini menunjukkan juga literasi keuangan masyarakat khususnya UMKM dalam mengakses pembiayaan sudah cukup baik karena tingkat literasi keuangan digital kita sudah mencapai 35,5%," tuturnya.

Sementara itu, Teten menambahkan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia pada 2025 saja diprediksi akan mencapi Rp1.800 triliun. "Ini saya kira pasar yang cukup besar, jangan sampai ini diambil produk luar. Makanya penting mendorong transformasi UMKM kita go digital," pungkas Teten. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya