Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan sebanyak 42% UMKM menggunakan media sosial atau digital platform untuk bertahan dan tetap melakukan usahanya dalam rangka merespons dampak covid-19.
Meskipun demikian, saat ini baru sekitar 10,2 juta pelaku UMKM Indonesia yang sudah go digital. Angka tersebut hanya mencakup 16% dari jumlah UMKM yang mencapai 64 juta. Namun, angka tersebut meningkat 3% dibandingkan awal 2020 yang baru mencapai 13%.
"Ada tiga isu utama UMKM go digital. Pertama kapasitas produksi, kedua kualitas produksi dan ketiga literasi digital. Ini saya kira perlu jadi perhatian dan kami sudah menyiapkan rencana termasuk bermitra dengan swasta," ungkapnya, Kamis (3/12).
Berbicara soal ekonomi digital, lanjut Teten, bukan hanya aspek market saja, tapi juga financial technology (fintech) yang saat ini menjadi pilihan bagi UMKM. Pasalnya fintech dikatakan memiliki akses pembiayaan yang mudah, murah dan mampu mengoptimalkan teknologi digital.
Dia menambahkan sebanyak 23 juta pelaku UMKM belum dapat akses pembiayaan dari perbankan. Inklusifitas ekonomi menjadi salah satu fitur penting bagi fintech karena dapat memberikan kemudahan bagi UMKM dalam mengakses pembiayaan modal kerja.
"Kalau kita lihat data dari OJK, UMKM yang mengakses fintech sampai Oktober 2020 sudah ada transaksi e-money sebesar Rp18,8 triliun dan ada Rp128,7 triliun akumulasi pembagian pinjaman melalui 29,2 juta akun peminjam," kata Teten.
Begitu juga dengan equity crowdfunding yang juga menjadi format pendanaan yang cukup diminati. Terdapat sekitar Rp8,2 miliar yang telah disediakan penyelenggara equity crowdfunding di 2020 ini untuk UMKM. Hal yang sama terjadi pada platform e-wallet dan P2P lending yang juga dikatakan sudah membantu 13 ribu UMKM.
"Di Undang-Undang Cipta Kerja juga tertuang alternatif pembiayaan di luar perbankan seperti crowdfunding, modal ventura dan lainnya yang saya kira sudah diakomodasi karena akan berperan untuk pengembangan kapasitas kewirausahaan kita. Jadi ini menunjukkan juga literasi keuangan masyarakat khususnya UMKM dalam mengakses pembiayaan sudah cukup baik karena tingkat literasi keuangan digital kita sudah mencapai 35,5%," tuturnya.
Sementara itu, Teten menambahkan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia pada 2025 saja diprediksi akan mencapi Rp1.800 triliun. "Ini saya kira pasar yang cukup besar, jangan sampai ini diambil produk luar. Makanya penting mendorong transformasi UMKM kita go digital," pungkas Teten. (E-3)
Transformasi digital di sektor keuangan Indonesia berkembang begitu pesat. Itu ditandai dengan adopsi teknologi pada sistem pembayaran yang semakin meningkat.
Indonesia Emas 2045, sebuah visi besar untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan nasional, menempatkan ekonomi digital sebagai salah satu pilar utama.
Perkembangan teknologi di era digital ini semakin pesat dan telah menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya yakni transformasi di bidang perekonomian dan keuangan.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan permintaan konsumen yang semakin beragam menyebabkan model layanan keuangan tradisional sudah tidak relevan bagi konsumen
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
Peeba Indonesia sebagai sebuah platform grosir digital, mengeksplorasi bagaimana tantangan-tantangan yang dialami para pemilik merk dapat dijawab dengan teknologi.
Indonesia memiliki sebuah capaian dalam sektor investasi digital, yakni menjadi yang terbesar di ASEAN dengan menduduki peringkat ke-2.
Di era digital saat ini, penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan telah menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Salah satunya dalam hal transaksi keuangan.
Melalui platform digital, konsumen dapat mengakses informasi terkait produk, melakukan konsultasi online gratis, serta membeli dengan cepat dan mudah.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membina anak agar aman saat mengakses ruang digital.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved