Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Geologi Berperan Besar pada Peningkatan Ketahanan Energi Nasional

Raja Suhud
16/11/2020 16:00
Geologi Berperan Besar pada Peningkatan Ketahanan Energi Nasional
Menteri ESDM Arifin Tasrif(Antara/Risyal Hidayat)

ILMU geologi memiliki peran penting dalam meningkatkan cadangan minyak dan gas serta mineral batu bara sehingga berkontribusi besar bagi peningkatan ketahanan energi nasional.
  
Geologi juga memberikan informasi dasar untuk kegiatan eksplorasi di sektor energi dan sumber daya mineral, kata Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam keterangan pers Ikatan Alumni Teknik Geologi (IAGL) Institut Teknologi Bandung (ITB) di Jakarta, Senin.
  
"Melalui eksplorasi yang masif kita berharap ditemukan cadangan baru. Kita memerlukan cadangan besar, giant discovery, untuk menjaga agar produksi minyak tidak turun akibat lapangan yang sudah tua," ujar Arifin saat memberikan sambutan secara virtual pada peluncuran buku An Introduction into the Geology of Indonesia karya Prof Dr RP Koesoemadinata DSC, guru besar (emiritus) geologi Fakultas Ilmu Kebumian ITB.
  
Menurut Arifin, Prof Koesoema adalah Bapak Geologi Migas Indonesia  dan berkontribusi konkret untuk kemajuan sektor ESDM di
Tanah Air. Selain pendidik, Prof Koesoema juga banyak menulis buku yang sangat bermanfaat. Buku ini sangat komprehensif karena membahas dunia geologi yang ditulis oleh putra Indonesia.
  
"Prof Koesoema menjadi pelaku dan saksi sejarah perkembangan geologi Indonesia pasca era Reinout Willem van Bemmelen asal Belanda, yang mengajar geologi bagi para mahasiswa Indonesia saat itu," ujar Menteri ESDM .
  
Ketua Ikatan Alumni Teknik Geologi ITB, selaku penerbit buku ini, Nanang Abdul Manaf mengatakan sangat jarang atau sangat sedikit buku yang ditulis oleh orang Indonesia padahal penelitian atau paper yang dibuat, baik oleh kalangan industri, perguruan tinggi atau institusi penelitian sudah cukup banyak, tapi sifatnya parsial dan tidak komprehensif.
  
Prof Koesoema, menurut Nanang, sangat mencintai ilmu geologi sehingga bukti cintanya diwujudkan dalam karyanya yang boleh disebut mahakarya (masterpiece).
  
"Ini dedikasi, kerja keras, fokus, dan konsisten beliau sehingga berhasil menyelesaikan bukunya dalam perjalanan prosesnya hampir 10
tahun," ujarnya.
  
Nanang berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi para ahli geologi untuk mempelajari ilmu geologi, khususnya geologi Indonesia. Selain itu, menjadikan Prof Koesoema sebagai role model bagaimana profesional dan kecintaan beliau terhadap ilmu geologi sehingga menghasilkan karya yang luar biasa.
  
Sementara Menteri PUPR Basoeki Hadimuljono mengakui bahwa geologi itu sangat rumit karena itu Prof Koesoema membatasi diri dengan an introduction, sebuah pengantar. Menurut Basuki, buku Prof Koesoema adalah evolusi dari geologi Van Bemmelen dan Prof JA Katili, almarhum, geolog senior ITB. 

Buku ini memperkaya georesources untuk vulkanologi, erupsi, dan gempa bumi. Kementerian PUPR, lanjut Basoeki, sangat terbantu dengan
hadirnya buku ini. "Saya yakin buku ini akan menjadi pegangan bagi kami dalam perencanaan infrastruktur. Manfaatkan buku ini untuk kebijakan infrastruktur ke depan," katanya.
  
Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Irwan Meilano mengatakan buku Prof Koesoema terdiri atas 1.700 halaman. Kendati An Introduction, pembahasan buku ini sangat komprehensif yang mengulas kompleksitas geologi Indonesia.
  
"(Buku) Ini general introduction. Sinopsis dari Barat ke Timur. Di setiap area dibahas detail. Di setiap bahasan selalu ada fokus penting bagi Indonesia, yaitu sumber daya alam terkait geohazzard," katanya.
  
Sementara Dirjen Minerba Ridwan Djamaluddin menilai sosok Prof Koesoema sebagai ilmuwan sejati yang menularkan segala kemampuannya kepada anak didik. 

"Saya menyaksikan sendiri, beliau seorang geolog yang hebat, mumpuni. Tanpa pemikiran Prof Koesoema, saya tidak yakin industri migas
Indonesia bisa seperti saat ini. Prof Koesoema berkontribusi," tandasnya. (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya