Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2020 mencapai US $14,39 miliar atau naik 3,09% dibandingkan September (month on month). Namun pencapaian ini sedikit lebih rendah yaitu -3,29%, dibandingkan Oktober 2019 yang sebesar US$ 14,88 miliar.
"Untuk perkembangan bulan ke bulan, total ekspor menunjukkan tren bulan Oktober ini meningkat dibandingkan September yaitu dari US$ 13,96 miliar menjadi US$ 14,39 miliar. Jadi ada kecenderungan meningkat kalau kita bandingkan bulan September, Agustus dan beberapa bulan yang lalu," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto, dalam konferensi pers virtual BPS, Senin (16/11).
Bila dirinci, terjadi penurunan ekspor migas sebesar -5,94% (month on month) dari US$ 0,67 miliar dari September menjadi US$ 0,63 miliar pada Oktober.
Secara antar tahun (yoy), ekspor migas menurun sebesar -26,89% dari US$ 0,86 miliar pada Oktober 2019 menjadi US$ 0,63 miliar di 2020.
Dari ekspor non migas, meningkat 3,54% (MoM) dari US$ 13,29 miliar pada September menjadi US$ 13,76 miliar di Oktober 2020.
"Jadi ada tren membaik terkait ekspor di bulan Oktober," kata Setianto.
Baca juga : Impor Turun, Neraca Perdagangan Oktober Surplus US$3,19 M
Sementara untuk ekspor non migas terjadi penurunan sebesar -1,84% dari US$ 14,02 miliar pada Oktober 2019 menjadi US$ 13,76 miliar pada Oktober 2020.
Dari sektornya, ekspor industri pengolahan dari naik menjadi US$ 11,79 miliar pada Oktober, dari September 2020 yang sebesar US$ 11,55 miliar. Pencapaian ini juga lebih tinggi dari Oktober 2019 yang sebesar US$ 11,35 miliar.
"Ini adalah ekspor terbesar untuk industri pengolahan, meningkat (MoM) sebesar 2,08% dan (Yoy) sebesar 3,86%," kata Setianto.
Hal yang sama juga terjadi pada ekspor sektor pertanian, dengan kenaikan 23,8% (yoy) dari US$ 339,4 juta menjadi US$ 420,2 juta. Secara bulanan (mom) kenaikanya sebesar 1,26% dari September 2020 yang sebesar US$ 415 miliar.
Untuk ekspor sektor pertambangan dan lainnya, secara bulanan (mom) meningkat 16,98% dari US$ 1,33 miliar pada September menjadi US$ 1,5 miliar pada Oktober 2020. Namun dibandingkan Oktober 2019 yang sebesar US$ 2,33 miliar, maka ada kontraksi sebesar -33,31%.
"Struktur ekspor menurut sektor, non migas masih menyumbang ekspor terbesar sebesar 95,63% dari total ekspor Oktober 2020. Dibandingkan sektor lainnya, maka industri sharenya 81,91%, disusul tambang 10,8%, migas 4,37%, dan pertanian 2,92%," kata Setianto.
Namun BPS belum bisa memastikan apakah tren ini menunjukkan perbaikan kinerja ekspor ataukah hanya kenaikan sekali saja. BPS masih harus melihat perkembangan ekspor November dan Desember.
"Kami tidak bisa memproyeksikan kira-kira seperti apa. Kami berharap di bulan November dan Desember ini, tren surplus masih terjadi," kata Setianto. (OL-2)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai impor Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai US$96,60 miliar.
NERACA perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Mei 2025 sebesar US$4,30 miliar.
BPS memperkirakan produksi beras Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2025 mencapai 29,97 juta ton, naik 14,09%.
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
Obligasi ini dijamin sepenuhnya, tanpa syarat, dan tidak dapat dibatalkan oleh CGIF selaku lembaga penjamin kredit dengan kekuatan finansial tingkat tertinggi (idAAA/stabil).
Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier menyoroti pencapaian IA-CEPA dalam memperkuat hubungan antara Australia dan Indonesia.
FEBRUARI 2008, tatkala krisis finansial global masih berkecamuk, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengundang beberapa ekonom terkemuka.
SEGERA atasi tantangan struktural yang dihadapi perempuan agar mampu berperan aktif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
SULIT menjadi Indonesia. Bukan lantaran tak punya sumber daya, melainkan karena harapan selalu membuncah melebihi kapasitas institusi yang mengelola.
Kedua sistem ini, QRIS dan Project Nexus, sejatinya bersifat komplementer, bukan saling menggantikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved