Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
DIREKTUR Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyarankan pemerintah segera mengubah skema bantuan sosial (bansos) dalam pemulihan ekonomi nasional. Hal itu perlu dilakukan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat yang saat ini masih tergolong rendah.
“Pemulihan ekonomi akan terasa di kuartal IV 2020 jika skema bansos diubah dan fokus pada 20% kelompok terbawah dengan penambahan besaran bantuan hingga Rp1,5 juta per rumah tangga melalui skema bantuan seluruhnya tunai,” ujarnya dalam diskusi virtual, kemarin.
Usul itu, sambungnya, berlandaskan pada kondisi konsumsi rumah tangga di kuartal III 2020 yang terbilang masih lemah meski sudah mengalami sedikit perbaikan dari kuartal sebelumnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga di kuartal III 2020 tumbuh -4,04%, naik sedikit dari kuartal II 2020 yang tumbuh -5,52%.
Padahal, kata Tauhid, realisasi penyerapan bantuan sosial dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai Rp176,38 triliun, lebih tinggi daripada pos lain. Hal itu dinilai masih belum efektif lantaran konsumsi rumah tangga tidak ikut meningkat signifikan.
Lemahnya konsumsi rumah tangga itu dapat pula dilihat dari terbatasnya pertumbuhan sektor makanan dan minuman yang tumbuh -0,69%. Padahal, sektor tersebut merupakan sektor esensial dan kebutuhan utama yang dasar untuk dipenuhi masyarakat.
“Sektor makanan dan minuman masih rendah meski bergeser sedikit dan tetap berada pada posisi minus. Ini menunjukkan masyarakat masih tidak mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Realisasi bansos yang sifatnya sembako dan nonsembako tidak mampu mengerek sektor makanan dan minuman,” ujar Tauhid.
Ia menambahkan, konsumsi rumah tangga yang cenderung lemah itu disebabkan masyarakat kelas menengah-atas masih membatasi konsumsi mereka.
Berbeda dengan masyarakat bawah yang membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup, masyarakat menengah-atas membutuhkan kepastian dan kepercayaan dalam konteks penanganan pandemi untuk kembali melakukan konsumsi.
BSU termin II
Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah memastikan pencairan bantuan subsidi upah (BSU) termin II akan cair mulai hari ini. Pencairan akan dilakukan secara bertahap.
Ia mengatakan, atas dasar rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memadankan data penerima BSU, total penerima bisa berkurang dari termin I yang mencapai 12,4 juta penerima.
“Iya berkurang,” kata Ida seusai meresmikan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas di Pesantren Darul Dakwah, Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (7/11).
KPK merekomendasikan Kemenaker agar memadankan penerima BSU itu dengan wajib pajak. Di peraturan menteri ketenagakerjaan dikatakan penerima BSU ialah mereka yang memiliki upah di bawah Rp5 juta. (Try/E-2)
MENTERI Sosial Saifullah Yusuf menegaskan, telah banyak penerima Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah naik kelas.
PPATK mengungkap ada 571.410 NIK penerima bantuan sosial terindikasi terlibat judol.
Temuan PPATK dari penelusuran data 2024, mengungkap bahwa nilai transaksi judol oleh penerima bansos, mencapai Rp957 miliar.
Pemerintahakan mencabut pemberian bantuan sosial (bansos) bagi para penerima manfaat yang terbukti menggunakannya untuk bermain judi online (judol).
IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menanggapi kekhawatiran soal potensi penyalahgunaan Bantuan Subsidi Upah (BSU) termasuk untuk praktik judi online (judol),
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved