Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Berkat Program SP3T Kementan, Petani Pati Diuntungkan

Mediaindonesia.com
21/9/2020 11:27
Berkat Program SP3T Kementan,  Petani Pati Diuntungkan
(DOK KEMENTAN)

Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya sebatas meningkatkan produksi pangan khususnya padi, namun juga hingga menjamin agar harga jual yang diperoleh petani pada posisi tinggi agar menikmati keuntungan. Oleh karena itu, penanganan pascapanen yang baik harus dengan sistem pengelolaan yang terstruktur, salah satunya melalui pembentukan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T).

Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) lahir atas dasar keprihatinan. Karena selama ini petani padi banyak yang tidak menikmati hasil panennya secara maksimal karena banyak dijual dalam bentuk gabah kering panen. Untuk itu Kementerian Pertanian memberikan bantuan alsintan seperti combine harvester, vertical dryer, RMU, dan mesin packing.

Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten Pati Purwanto, petani  di Desa Kepuhkencono, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati mendapat bantuan SP3T komplit. Mulai dari alat tanam, alat panen sampai alat pasca panen.

Baca Juga: Tingkatkan Pangan Lokal, Kementan Geber Diversifikasi Pangan

“Para petani yang tergabung di Gabungan Kelompok Tani Fortuna, telah bisa melayani permintaan beras seperti apa saja karena alat sudah tersedia dari Kementan,” ucap Purwanto pada saat Tim Humas Direktorat  Jenderal Tanaman Pangan berkunjung ke tempat SP3T Gapoktan Fortuna Desa Kepuhkencono Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.

Zamzuri, Ketua Gapoktan Fortuna mengatakan, sangat amat terbantu dengan bantuan SP3T dari Kementerian Pertanian ini. “Setelah mendapat bantuan ini efektifitas pengelolaan lebih cepat. Yang biasanya petani membutuhkan waktu yang lama untuk pengolahan,“ jelasnya.

Lebih lanjut Zamzuri menceritakan bahwa untuk harga sebelum punya alat ini harga per kilonya Rp7.500 sekarang menjadi Rp8.400 per kilo nya. Dan untuk satu hari bisa menghasilkan 5 ton dan hanya membutuhkan satu orang tenaga kerja saja.

Baca Juga: Kementan Tingatkan Produksi Pangan Lewat Optimasi Lahan

“Untuk biaya penggilingan sampai menjadi beras dalam kemasan yaitu Rp300 untuk petani yang datang dari daerah lain. Tapi untuk daerah sini hanya Rp250 per kilonya,“ ucap Zamzuri.

Dengan adanya alat ini kelompok tani dan masyarakat sekitar daerah sini bisa terbantu harga jualnya. Zamzuri berharap untuk ke depannya agar bisa dibantu untuk pemasarannya.

“Selama ini kami hanya konvensional saja. Kami berharap bisa bekerja  sama dengan dengan Bulog mengingat Kebupaten Pati merupakan salah satu sentra padi di Pulau Jawa," harapnya.

Zamzuri juga berharap agar program ini mudah-mudahan bisa berlanjut dan dikembangkan di daerah daerah yang lainnya karena dengan adanya alat ini petani sangat diuntungkan.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi berharap  melalui bantuan tersebut tidak mengalami lagi gabah yang rusak ketika musim hujan karena tidak ada mesin pengering atau harga jatuh karena panen raya. Bahkan, dengan adanya paket sarana ini lembaga tani bisa memproduksi beras kemasan dengan label yang khas. Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa jajaran Kementerian  Pertanian harus siap dan hadir untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta penduduk Indonesia. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya