Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
BADAN Pusat Statistik (BPS) melakukan survei terhadap pelaku usaha yang terdampak pandemi covid-19. Hasilnya, pelaku usaha berskala kecil maupun besar mengalami penurunan pendapatan.
Adapun survei berlangsung pada 10-26 Juli 2020. Dalam hal ini, penurunan pendapatan terjadi di sektor Usaha Menengah Kecil (UMK) dan Usaha Menengah Besar (UMB)
Survei BPS menyasar 34.559 pelaku usaha. Mayoritas atau 80% merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca juga: Indef: Pemerintah Masih Lamban Bantu UMKM
"Covid-19 ini betul-betul memukul dunia usaha, baik UMK maupun UMB. Sebanyak 84% UMK dan 82% UMB mengalami penurunan pendapatan," ungkap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/9).
Dari survei BPS, juga terlihat sebanyak 59,8% UMK masih beroperasi secara normal. Kemudian, 24% melakukan pengurangan kapasitas, 10,1% berhenti beroperasi, 5,4% bekerja dari rumah dan 0,5% melebihi kapasitas.
Sementara UMB yang masih beroperasi sekitar 49,4% dan pengurangan kapasitas 28;8%. Kemudian, sekitar 5% berhenti beroperasi, 16,3% bekerja dari rumahs dan 0,5% melebihi kapasitas.
Baca juga: BPS: Ekspor Agustus 2020 Alami Penurunan
"Kita lihat ada beberapa pelaku usaha yang kegiatan bisnisnya melebihi normal. Tentunya dengan komoditas tertentu. Di tengah covid-19, industri ini justru mendapatkan keuntungan lebih dibandingkan situasi normal," imbuh Suhariyanto.
Komoditas usaha yang menuai keuntungan ialah industri jamu, penjualan masker, penjualan sepeda, hingga penjualan jasa internet. Diketahui, hanya 13% UMK yang pendapatannya tetap dan 2% pendapatannya cenderung meningkat.
Sementara itu, 14% UMB menyebut pendapatannya tetap dan 3% pendapatannya meningkat. Banyak pelaku usaha akomodasi, makanan, dan minuman terdampak cukup dalam dengan persentase 92,47%.
Baca juga: Berjuang Saat Pandemi, UMKM Butuh Pendampingan
Kemudian, pelaku usaha sektor transportasi dan pergudangan juga terdampak sekitar 90,34%. Adapun 87,94% pelaku kontruksi juga mengalami penurunan pendapatan dan pelaku industri pengolahan 85,98% juga mengalami hal serupa.
"Ada sektor perdagangan yang 84,60% pelaku usahanya mengalami penurunan pendapatan. Jasa lainnya sebanyak 90,90%. Bila dibandingkan kuartal II 2020, survei ini sangat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi," tandasnya.(OL-11)
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
AWAL April 2025, Bank Dunia melalui Macro Poverty Outlook menyebutkan pada tahun 2024 lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.
BANK Dunia resmi mengubah standar garis kemiskinan global dengan meninggalkan purchasing power parity (PPP) 2017 dan saat ini menggunakan PPP 2021.
DINAMIKA geopolitik global mewarnai beragam pemberitaan media arus utama atau media sosial kita.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
Neraca perdagangan Indonesia pada April tercatat surplus sebesar US$160 juta. Kendati surplus, angka ini turun drastis dibandingkan capaian pada Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved