Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
LAPORAN yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta pada 1 September lalu menunjukkan, jumlah ekspor Jakarta pada Juli 2020 terus meningkat setelah naik signifikan pada Juni lalu. Nilai impor Jakarta selama Juli 2020 tercatat senilai 819,44 juta dollar Amerika, naik 18,28% dibanding bulan sebelumnya.
Sebagian besar komoditi ekspor unggulan Jakarta naik dibanding bulan sebelumnya, terutama kendaraan dan bagiannya yang terus beranjak naik setelah mengalami lonjakan tajam pada Juni lalu.
Bertolak belakang dengan ekspor, nilai impor Jakarta sepanjang Juli 2020 justru turun cukup dalam. Penurunan impor tersebut terjadi di seluruh komoditi impor utama Jakarta, kecuali besi dan baja serta daging hewan. Selain itu, semua golongan penggunaan barang impor turun dibanding bulan sebelumnya maupun terhadap Juli tahun 2019.
"Ekspor DKI Jakarta bulan Juli 2020 terpantau senilai 819,44 juta dollar Amerika, naik 18,28% terhadap bulan sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan semakin membaiknya kinerja ekspor Jakarta, pasalnya ekspor Jakarta meningkat pada Juni lalu setelah terpuruk sejak Maret 2020 akibat pandemi covid-19," kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga.
Pantauan data BPS menunjukkan ekspor Jakarta merosot berturut-turut 13,08%; 26,76%; dan 13,78% pada Maret, April dan Mei 2020. Ekspor Jakarta baru meningkat kembali pada Juni 2020 yaitu sebesar 32,79%. Secara kumulatif nilai ekspor Jakarta Januari-Juli 2020 sebesar 5,243.39 juta dollar Amerika, turun 7,17% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca juga : Apindo Minta Kendalikan Dulu Korona
Peningkatan ekspor Jakarta pada Juli 2020 tercermin dari naiknya nilai hampir seluruh komoditi ekspor unggulan Jakarta dibanding bulan sebelumnya. Dari sepuluh komoditi ekspor unggulan Jakarta tujuh di antaranya naik signifikan mulai dari 14,48% hingga 72,98%, hanya tiga komoditi yaitu perhiasan/permata, mesin/peralatan listrik, dan lemak dan minyak hewani/nabati yang mengalami penurunan.
Komoditi dengan peningkatan nilai ekspor paling drastis yaitu kendaraan dan bagiannya. Ekspor kendaraan dan bagiannya mencapai nilai 197,71 juta dollar Amerika, melonjak 72,98% dibanding bulan sebelumnya yang hanya 114,29 juta dollar Amerika. Ini merupakan lonjakan lanjutan setelah pada Juni 2020 lalu meroket hingga 150,98%.
"Meski demikian, bila dibandingkan Juni tahun lalu, ekspor komoditi ini masih lebih rendah 29,59%. Selain kendaraan dan bagiannya, komoditi berikutnya yang juga naik cukup tajam adalah barang-barang rajutan. Ekspor komoditi ini senilai 19,45 juta dollar Amerika, meningkat 58,87% dibanding bulan sebelumnya," terangnya.
Namun, nilai tersebut masih lebih rendah 15,45% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Demikian pula halnya pada beberapa komoditi lainnya. Ekspor mesin-mesin/ pesawat mekanik naik 36,63% terhadap Juni 2020 tetapi lebih rendah 26,17% dibanding Juli 2019. Sementara sabun dan preparat pembersih, nilai ekspornya menanjak baik dibanding bulan lalu maupun bulan yang sama tahun lalu. (OL-7)
Trimegah Sekuritas menyebut sejumlah faktor yang menunjukkan bahwa arah kebijakan pemerintah saat ini mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan bahwa Indonesia bisa mendapatkan setidaknya dua keuntungan dari pengenaan tarif Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 19%.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyambut positif kesepakatan tarif impor sebesar 19% untuk produk Indonesia ke Amerika Serikat.
KETUA Gekrafs Temi Sumarlin mengungkapkan industri kreatif Tanah Air memiliki potensi besar, salah satunya fesyen. Industri subsektor ekraf itu dinilai menjanjikan
Kadin Indonesia bahas skema re-export dari Indonesia melalui Timor Leste untuk mengakses pasar global lebih kompetitif.
Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) meluncurkan program Desa Devisa Tenun NTT untuk memberdayakan para penenun tradisional di wilayah NTT.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved