Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Industri kelapa sawit diharapkan menjadi penyumbang devisa negara sepanjang tahun 2020. Di tengah pandemi corona (covid 19), industri kelapa sawit masih menunjukkan kinerja positif. Bahkan, pada semester I tahun 2020, nilai ekspor sawit sudah tembus US$10,06 miliar. Diperkirakan, hingga akhir tahun 2020, nilai ekspor sawit tak jauh beda dengan tahun sebelumnya, sebesar US$20,2 miliar.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono mengatakan, dalam situasi pandemi, industri sawit masih operasional dengan baik. “Kami memang belum bisa memprediksi nilai ekspor hingga akhir tahun. Tapi, kami berharap ada peningkatan, dan paling tidak seperti tahun sebelumnya,” kata Joko Supriyono, dalam konferensi pers secara virtual, di Jakarta, Kamis (13/8).
Joko mengatakan, produksi crude palm oil (CPO) pada Juni 2020 meningkat sebanyak 4.096 ribu ton, atau naik 13,5% dibandingkan dengan Mei 2020. Sedangkan konsumsi dalam negeri pada Juni 2020 turun 3,5% menjadi 1.331 ribu ton dibanding bulan sebelumnya. Sementara itu, ekspornya naik signifikan sebesar 13,9% menjadi 2.767 ribu ton.
“Naiknya produksi pada bulan Juni dibanding Mei 2020 diduga selain karena carry over produksi bulan Mei yang terkendala karena lebaran, sebagian provinsi telah masuk ke periode tren produksi naik,” kata Joko.
Sedangkan, rendahnya konsumsi dalam negeri bulan Juni dibandingkan dengan Mei, lanjut Joko, diduga disebabkan oleh pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sehingga, konsumsi untuk pangan turun 3,9% menjadi 638 ribu ton. Namun, persentase penurunan konsumsi pangan lebih rendah dari rata-rata penurunan tiga bulan sebelumnya sebesar 5,4%.
“Konsumsi biodiesel pada Juni turun sebesar 5,4% dibanding bulan Mei menjadi 551 ribu ton. Tapi, konsumsi biodiesel semester I tahun 2020 meningkat 25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan, adanya implementasi program B 30,” kata Joko.
Oleokimia dan CPO
Menurut Joko, dalam kondisi seperti ini, konsumsi oleokimia dalam negeri bulan Juni 2020 mengalami kenaikan sebesar 6,8%, dibandingkan bulan Mei 2020. Gapki juga mencatat, terjadi kenaikan ekspor cukup tinggi pada bulan Juni 2020, setelah turun pada bulan sebelumnya. Kenaikan terjadi pada CPO (31%), refined palm oil (10,2%), minyak laurik (6%) dan juga adanya ekspor biodiesel.
Kenaikan terbesar untuk ekspor dengan tujuan India (52%) menjadi 583 ribu ton, Afrika (43,3%) menjadi 271 ribu ton, Tiongkok (33%) menjadi 440 ribu ton, dan Pakistan (32%) menjadi 203 ribu ton. Kenaikan ekspor CPO ke India mencapai 206 ribu ton dari total kenaikan sebesar 200 ribu ton. Namun terjadi penurunan pada ekspor produk lain terutama refined palm oil.
“Naiknya ekspor sawit salah satunya didorong oleh kenaikan harga CPO, dari rata-rata US$526 pada bulan Mei menjadi US$602 per ton-Cif Rotterdam pada Juni. Nilai ekspor juga naik dari US$1,474 miliar menjadi US$1,624 miliar,” ujar Joko.
Joko juga mengatakan, sejumlah negara tujuan ekspor sejak Februari sudah lock down. Sehingga, pasar utama sawit seperti Eropa, Tiongkok dan sejumlah negara lainnya mengalami pelemahan. Hanya beberapa negara, seperti India (plus 23%), Amerika (plus 7%) dan Pakistan (plus 1%). Lantaran sejumlah negara tujuan ekspor mengalami lock down, volume ekspor sepanjang semester I pun terkontraksi 15,5 juta ton, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 17,5 juta ton.
Menurut Joko, dengan pulihnya kegiatan ekonomi Tiongkok, India dan sejumlah negara lain, permintaan minyak nabati untuk kebutuhan domestiknya mulai naik. Kegiatan ekonomi Indonesia juga sudah mulai pulih, sehingga ke depan permintaan minyak sawit untuk pangan diperkirakan juga akan naik mengikuti permintaan oleokimia dan biodiesel. “Kenaikan permintaan dan membaiknya harga minyak bumi diperkirakan akan menyebabkan harga minyak nabati naik,” pungkasnya. (RO/OL-10)
KOMISI VI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke salah satu sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
PT Astra Agro Lestari mendorong peran pemuda dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kawasan perkebunan kelapa sawit.
Turunnya harga tersebut dapat memengaruhi semangat petani dan pekerja. Apalagi hal itu bisa berdampak beruk roda berekonomian warga sekitar.
Gapki mengambil langkah strategis dengan menggandeng Indonesian Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) dalam upaya memperkuat posisi dan citra industri sawit Indonesia di kancah global.
PT Astra Agro Lestari mencatatkan kinerja yang positif dan juga menunjukkan pencapaian tanggung jawab sosial melalui Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan.
PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas insiden yang terjadi pada Kamis, (15/5), di Desa Kaligedang, Bondowoso, Jawa Timur.
BAKN DPR RI melakukan kunjungan kerja ke PTPN I Regional 2. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai dukungan terhadap keberlanjutan program strategis Tanam Sejuta Pohon.
Di Kabupaten Batang, kopi tidak sekedar kenikmatan sajian minuman khas tetapi kini telah berkembang menjadi sebuah wahana wisata yang menarik perhatian pelancong.
Proyek ini juga mencakup pengembangan ekosistem perkebunan kelapa organik seluas 20 ribu hektare.
Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin menyoroti ketidakjelasan manfaat nilai karbon yang diterima oleh daerah. Masih ada kebingungan mengenai realisasi dana karbon bagi daerah,
Pada 2024, sebanyak 331 mahasiswa ITSI berhasil menyelesaikan studi. Dari jumlah tersebut, 53 lulusan telah diterima bekerja di perusahaan perkebunan,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved