Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pembangunan Berkelanjutan bisa Jadi Model Kebijakan Pascapandemi

Ghani Nurcahyadi
25/8/2020 20:19
Pembangunan Berkelanjutan bisa Jadi Model Kebijakan Pascapandemi
Foto lanskap kawasan bisnis di Jakarta(MI/Fransisco Carolio Hutama Gani)

DAMPAK pandemi Covid-19 selain diatasi juga perlu segera dicarikan solusinya agar pembangunan pascapandemi bisa berjalan kencang. Salah satu yang disarankan ialah dengan mengadopsi pembangunan ekonomi berkelanjutan.

"Hasil studi ini mulai April (2020). Intinya melihat opportunities atau peluang SGD, pemulihan ekonomi akibat Covid-19," ujar Alin Halimatussadiah, Kepala Kajian Lingkungan LPEM Universitas Indonesia dalam diskusi virtual mengenai Sustainable Economic Recovery in Indonesia: Opportunities & Challenges, Selasa (25/8).

Dalam pembangunan berkelanjutan itu, Alin menekankan, perlu adanya strategi yang digalakkan. Seperti mengoptimalkan sektor-sektor ramah lingkungan. Selain itu, penanganan bisnis yang tepat juga bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan dan tenaga kerja.  

"Jangan pesimis green sector tidak atraktif, karena bisa meningkatkan tenaga kerja," tegasnya.

Di sisi lain, konsep kolaborasi ke depan juga bisa menjadi pamungkas agar pembangunan ekonomi berkelanjutan bisa terwujud. Dalam hal ini, Ia menegaskan agar sektor prioritas ditentukan dan manajemen ramah lingkungan dijalankan efektif.

"Mengolah lebih sustainable. Sawit juga punya banyak PR. Jadi sektor penting," kata dia. 

Baca juga : Stafsus Menkeu: Resesi Ekonomi Tidak Perlu Diperdebatkan

Stafsus Menteri Keuangan Masyita Crystallin mengingatkan agar konsep pembangunan pascapandemi mesti menyeimbangkan konsep manusia dan lingkungan. Salah satu caranya melalui alokasi dana untuk pembangunan berkelanjutan. 

"Sejak 2015 pemerintah mengeluarkan climate budget untuk environment dalam menurunkan gas rumah kaca. Dari sisi desentralisasi, kita mengeluarkan dana transfer ekologi, baik provinsi maupun kabupaten. Ada pula green sukuk dan lainnya," terangnya. 

Kepala Ekonom PT Sarana Multi Infrastructure I Kadek Dian Sutrisna Artha mengatakan, desain pemulihan ekonomi nasional dan daerah memang perlu. Utamanya, yang berkaitan dengan ekonomi berkelanjutan. 

"Untuk tetap menjalankan counter circle policy (terkait ekonomi berkelanjutan)," pungkasnya.

WHO menyebut, pandemi krona menyebabkan sekitar 600 ribu orang yang meninggal dari 14 juta kasus sejak awal 2020 ini. Tak hanya itu, kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia pun sebesar 5,2%, kira-kira tiga kali lipat dari tingkat penurunan selama resesi 2009 (Bank Dunia, 2020).

Menurut BPS jumlah penduduk miskin memang meningkat 1,63 juta orang pada Maret 2020, dibandingkan dengan September 2019. Sementara, tingkat pengangguran pada April-Mei 2020 meningkat menjadi 17%, dengan 15% di-PHK tanpa pesangon dan 2% dengan pesangon (LD-LIPI, 2020), 22,74% responden tidak bekerja dan 2,52% persen responden di-PHK. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya