Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SESUAI dengan simbol daerah Kabupaten Gunung Kidul terdapat lambang tanaman ubi kayu yang menjelaskan bahwa sebagian besar lahan di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memproduksi ubi kayu. Terbukti pada tahun 2020 produksi ubi kayu Gunungkidul melimpah.
Hal tersebut terlihat dari safari ubinan panen ubi kayu di beberapa kapanewon yang dilakukan jajaran Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, DIY dipimpin langsung Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnu Broto.
Ubinan panen ubi kayu di Kelompok Tani (Poktan) Ngudi Rejeki, Dusun Jetis, Kelurahan Karangmojo, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, dilanjutkan panen simbolis ubi kayu bersama-sama. Hasil ubinan panen ubi kayu menunjukkan hasil 16,3 kg/ubin atau setara 26,2 ton/ha.
Zon Kelvin, Ketua Poktan Ngudi Rejeki, melaporkan bahwa luas lahan di Jetis meliputi sawah tadah hujan 6 hektare (ha) dan lahan kering 30 ha dengan pola tanam padi—padi-- palawija di lahan sawah, dan padi—palawija--palawija di lahan kering.
“Kami berharap poktan bisa dapat bantuan alat dan mesin untuk pertanian dari Dinas,” ujar Zon.
Dari hasil ubinan tercatat padi panen 34 ha dengan produktivitas 55,75 ku/Ha GKG dan produksi 191 ton, Jagung panen 35 ha produksi 178,8 ton dengan provitas 50,8 ku/ha. Kacang tanah panen 60 ha produksi 76,13 ton provitas 12,2 ku/ha. Ubi Kayu panen 37,8 ha dengan provitas 26,2 ton/ha dan produksi 990,36 ton.
Di tempat sama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Bambang Gunung Kidul, Wisnu Broto, menjelaskan ubinan panen ubi kayu di Poktan Ngudi Rejeki, Jetis, Karangmojo hasilnya sangat menggembirakan. Rata rata produksi yang dihasilkan meningkat jika dibanding dengan tahun lalu.
Seperti halnya di poktan Ngudi Tani, Pendem, sumberejo, Semin produktivitas ubi kayu Klentheng mencapai 27,6 ton/ha dan ubi kayu Mandarin/Lampung mencapai 24,8 ton/ha. Selanjutnya di poktan Sedyo Maju dusun Nangsri Lor, Candirejo Semanu panen ubi kayu varitas Gajah dengan provitas didapat 37 ton/ha.
Kemudian di poktan Ngudi Makmur, Keruk III, Banjarejo, Tanjungsari panen ubi kayu varitas lokal Gatotkaca dengan provitas 43,6 ton/ha , ubi kayu Malang 6 dengan provitas 28,1 ton/ha, ubi kayu Dworowati provitas 38,4 ton/ha. Serta di poktan Lestari Makmur, Kotekan, Purwadadi Tepus ubi kayu Dworowati menghasilkan provitas 26,08 ton/ha dan ubi kayu Pandesi dengan provitas 28,48 ton/ha.
Dengan hasil ubinan di beberapa kapanewon di atas 20 ton/ha umbi basah , dirinya optimis dengan luas panen sekitar 456.816 ha akan dicapai produksi ubi kayu Gunungkidul menyentuh 900.000 ton ubi kayu basah, bahkan mungkin bisa mencapai 1 juta ton seperti di tahun 2016. Dengan harga di pasaran mencapai Rp 1.000,- per kg umbi basah maka sumbangan produksi ubi kayu pada PDRB Gunungkidul sangat berarti.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyambut baik langkah yang dilakukan Kabupaten Gunungkidul. “Ubikayu adalah salah satu pangan lokal yang digalakkan Pak Menteri Syahrul Yasin Limpo sebagai pengganti nasi,” ujarnya.
Ada enam komoditas yang diarahkan mengganti nasi seperti singkong, pisang, sagu, kentang, talas dan jagung. Di dalam 120 gram singkong memiliki kandungan karbohidrat yang setara dengan seporsi nasi.
Menurut Suwandi, hal yang perlu dikembangkan lagi adalah memberikan nilai tambah bagi produk ubikayu.
“Singkong ini bisa diolah menjadi macam-macam bentuk mulai dari kripik, tepung tapioka maupun mocaf, ini peluangnya untuk industri sangat luas. Yang terpenting sediakan bahan baku yang bisa memenuhi pasar secara kontinu, bangun industri pengolahan dan bentuk menjadi korporasi,” ujarnya.
Sudah banyak wilayah yang mampu mengembangkan ubikayu menjadi kawasan hulu sampai hilir seperti di Provinsi Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, maupun Banjarnegara, Jawa Tengah. Suwandi pun berharap hal ini bisa direplikasi di wilayah lain termasuk di Kabupaten Gunungkidul ini. (OL-09)
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
LSPR Institute of Communication and Business Jakarta melalui mahasiswa Batch 26 Kelas Excellence mendukung kegiatan pertanian perkotaan di Kampung Anggur RT 09, Jakarta Timur
APAPTF merupakan federasi yang secara aktif terlibat langsung dengan pemerintah Pakistan, dianggap sebagai perwakilan resmi dari seluruh insan pertanian yang ada di negara tersebut.
Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.
Rumah Produksi Baraka Films memproduksi film Seribu Bayang Purnama dengan tema drama keluarga yang mengangkat kisah nyata kehidupan petani.
Sejumlah perusahaan Belanda sebelumnya telah berminat untuk berinvestasi di sektor pertanian Indonesia, meskipun sempat menghadapi beberapa kendala.
UMKM Monalisa memanfaatkan potensi singkong menjadi tepung mocaf (Modified Cassava Flour) yang memiliki permintaan pasar yang luas dan nilai tambah ekonomi yang signifikan.
PEMBUATAN Jembatan Pandansimo di DIY hampir selesai. Jembatan ini diyakini akan menjadi salah satu ikon infrastruktur di DIY yang tahan gempa
"Operasional armada truk kita tambah pada musim libur ini. Sejak pukul 5 pagi pagi truk (pengangkut sampah) sudah jalan,"
Hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan kegiatan adalan kualitas layanan serta ketersediaan anggaran
OJK Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Eko Yunianto menyebut pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending (pinjaman online) pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp1,148 triliun tumbuh 20,97%
Jalan Kaliurang, dengan nuansa sejuk dan pemandangan Gunung Merapi, juga menjadi salah satu latar penting dalam film Waktu Maghrib 2.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved