Industri Logam Ekspor 2.000 Ton Baja Aluminium

Hilda Julaika
16/8/2020 10:11
Industri Logam Ekspor 2.000 Ton Baja Aluminium
Seorang perajin membuat kerajinan dari bahan alumunium. Saat ini ekspor alumunium dari Indonesia mencapai 2.000 ton.(ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

EKSPOR baja alumunium dari Indonesia saat ini sudah mencapai 2.000 ton. Ekspor dilakukan melalui PT Tata Metal Lestari untuk pasar Australia, Thailand dan Puerto Rico (Amerika Serikat). Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahardi mengatakan membuktikan produk lokal semakin kompetitif sekaligus memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional.

"Dalam hal ini, kami memberikan apresiasi kepada PT Tata Metal Lestari, karena di tengah kondisi pandemi covid-19 mampu menyumbang devisa melalui ekspornya,” ujar Doddy dalam keterangan resminya, Minggu (16/8).

"Ini menjadi wujud nyata dari industri manufaktur kita, bahwa di tengah tekanan pandemi masih bisa bersaing, bahkan melakukan ekspor," lanjutnya. 

Menurut Doddy, industri manufaktur nasional berupaya terus agresif menembus pasar ekspor, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada pidatonya mengenai RAPBN tahun anggaran 2021 untuk antisipasi risiko dari ketidakpastian ekonomi dunia dan akibat pandemi Covid-19. Rancangan kebijakan APBN 2021 diarahkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi covid-19.

Selanjutnya, APBN 2021 mendorong reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas, inovasi dan daya saing ekonomi, mempercepat transformasi ekonomi menuju era digital, serta pemanfaatan dan antisipasi perubahan demografi. Pelepasan ekspor tersebut juga sejalan dengan tema peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia, yakni Indonesia Maju.

"Hal ini sekaligus menjadi momentum kebanggan bagi kita, yang juga sedang mengkampanyekan gerakan Bangga Buatan Indonesia. Kami terus mendorong sektor industri lebih berkreasi dan berkarya tanpa batas, sehingga mimpi kita jadi kenyataan," imbuhnya.

Guna memacu daya saingnya, Kemenperin mendorong sektor industri logam di tanah air untuk bisa bertransformasi menuju industri 4.0. 

"BPPI terus mendampingi sektor manufaktur bertransformasi ke arah industri 4.0, yang salah satu tujuannya adalah menciptakan daya saing global," terang Doddy.

Apalagi, menurutnya, industri logam dikategorikan sebagai mother of industry karena produk logam dasar merupakan bahan baku utama yang menunjang bagi kegiatan sektor industri lain seperti industri otomotif, maritim, elektronika, dan sebagainya.

baca juga: Penguatan Iklim Wirausaha Bantu Pulihkan Ekonomi di Masa Pandemi

Vice President PT Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi mengatakan, langkah ekspor yang dilakukan PT Tata Metal Lestari diharapkan dapat berkontribusi terhadap penerimaan negara di tengah pandemi covid-19.

"Ekspansi kami ke luar negeri serta penggunaan produk dalam negeri ini diharapkan dapat menguatkan posisi neraca dagang Indonesia, serta berkontribusi atau memberikan pengaruh yang positif terhadap devisa negara, utamanya di tengah menurunnya kondisi ekonomi dalam negeri akibat pandemi covid-19," jelasnya. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya