Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Saatnya Tingkatkan Produk Domestik

M. Iqbal Al Machmudi
13/8/2020 15:58
Saatnya Tingkatkan Produk Domestik
Ilustrasi(Antara)

DI tengah ancaman resesi produk domestik harus lebih diunggulkan dan dikonsumsi bersama-sama untuk menciptakan suplly dan demand. Hal ini untuk memanfaatkan belum maksimalnya ekspor impor.

Mantan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan produk lokal harus didorong untuk menciptakan daya beli masyarakat. Serta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga turut berproduksi dan merasakan menjadi pelaku perputaran uang.

"Konsumsi domestik didorong agar efektif dan bisa mendorong daya beli dan belanja masyarakat," kata Enggar saat webinar Meramu Resep Menghadapi Ancaman Resesi Ekonomi dari Forum Diskusi Denpasar 12, Kamis (13/8)

Selain itu momen besar seperti pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun ini dapat membantu perputaran uang yang culup besar. Karena banyak UMKM akan kebanjiran pesanan untuk produksi alat peraga kampanye dan lainnya.

"Kebetulan dalam waktu dekat ada pilkada serentak yang cukup banyak jadi uang banyak beredar nanti, dan medorong untuk masyarakat berbelanja. Karena dari hal kecil seperti nyablon kaos, spanduk dan semacamnya dan kegiatan yang ada meski dibatasi tetap berjalan menjadi sesuatu yang baik," ungkapnya.

Menurutnya untuk mendorong konsumsi domestik dan meningkatkan daya beli masyarakat ada 3 kunci. Pertama, dimulai bahan pokok dulu terlebih adanya bantuan yang diberikan pemerintah sehingga masyarakat kembali berbelanja. Selain itu, konsumsi dari segi pertanian dan perikanan yang diharapkan menjadi unggulan.

Baca juga : Pandemi Jadi Momentum Investor Pemula Masuk ke Pasar Modal

"Konsumsi ikan kita masih rendah, konsumsi ikan hanya masuk di daerah dengan kategori miskin. Daerah yang kaya konsumsi daging lebih besar. Sehingga harus dorong ikan untuk konsumsi sehari-hari. Karena kita ini negara maritim ya dan bisa meningkatkan nelayan," ujar Enggar.

Selain konsumsi bahan pokok yang kedua yaitu produk dalam negeri dari UMKM harus dibeli tanpa harus mengatakan stop impor "Karena khawatir terjadi pembalasan. Oleh karena itu harus cerdas menyikapinya untuk tidak membatasi. Tapi mendorong konsumsi produk lokal," ucapnya.

Ketiga, pelaku belanja bahan pokok masih didominasi masyarakat menengah kebawah sementara masyarakat menengah ke atas masih sedikit dalam belanja dan hanya belanja seperlunya.

"Yang masyarakat menengah keatas menjaga cadangan keuangannya. Ini bisa dilihat dari dana pihak ketiga yang tumbuh positif di perbankan dan didorong dengan hal-hal yang sifatnya spekulatif, seperti jual emas. Padahal jual emas itu tidak mendorong perputaran ekonomi," pungkasnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya