Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
PRODUKSI gula di Indonesia memiliki sejarah panjang dan bahkan Indonesia pernah menjadi produsen gula terbesar di dunia. Tanaman gula atau tebu itu mulai dikenal secara luas sebagai korporasi di Indonesia sejak 1830 ketika berakhir Perang Jawa atau Perang Diponegoro pada 1825-1830.
"Maka saat itu pemerintah (penjajahan Belanda) menggagas satu hal untuk meningkatkan penerimaan negara, dan saat itu mereka membuka instansi namanya jasa tanam paksa. Nah itu komoditi yang paling besar dikembangkan adalah gula," papar Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani di Jakarta, Rabu (5/8).
Sampai 1870, lanjut Ghani, pemerintah Belanda mengeluarkan undang-undang tentang pergulaan di mana investor bisa mengusahakan tanaman gula bekerja sama dengan masyarakat dengan sistem kelembagaan.
Ghani menuturkan bahwa dalam sejarahnya, di pulau Jawa saat itu terdapat 187 pabrik gula. Sementara saat ini, pabrik gula yang tersisa di PTPN hanya tinggal 43.
"Sejarahnya pada 1930 produksi gula terbesar di dunia itu ada di Jawa sebanyak 3,5 juta ton. Nah sekarang berdasarkan perkembangannya tahun lalu atau 2019, Indonesia hanya menghasilkan 2,2 juta ton. Sementara negara-negara yang dulunya dipandang sebelah mata seperti India itu berhasil memproduksi 33 juta ton dan Brazil 30 juta ton," ujar Ghani. (e-3)
PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas insiden yang terjadi pada Kamis, (15/5), di Desa Kaligedang, Bondowoso, Jawa Timur.
BAKN DPR RI melakukan kunjungan kerja ke PTPN I Regional 2. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai dukungan terhadap keberlanjutan program strategis Tanam Sejuta Pohon.
Di Kabupaten Batang, kopi tidak sekedar kenikmatan sajian minuman khas tetapi kini telah berkembang menjadi sebuah wahana wisata yang menarik perhatian pelancong.
Proyek ini juga mencakup pengembangan ekosistem perkebunan kelapa organik seluas 20 ribu hektare.
Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin menyoroti ketidakjelasan manfaat nilai karbon yang diterima oleh daerah. Masih ada kebingungan mengenai realisasi dana karbon bagi daerah,
Pada 2024, sebanyak 331 mahasiswa ITSI berhasil menyelesaikan studi. Dari jumlah tersebut, 53 lulusan telah diterima bekerja di perusahaan perkebunan,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved