Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Resesi Jadi Kenormalan Baru, Ekonom: Masyarakat Jangan Takut

Despian Nurhidayat
05/8/2020 15:22
Resesi Jadi Kenormalan Baru, Ekonom: Masyarakat Jangan Takut
Sejumlah anak asyik bermain di pinggir rel wilayah Tambora, Jakarta Barat.(MI/Adi Maulana)

RESESI ekonomi menjadi bagian kenormalan baru (new normal) di tengah pandemi covid-19. Direktur Riset CORE, Piter Abdullah, meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan.

Saat aktivitas sosial dan ekonomi terbatas, maka konsumsi, investasi serta kinerja ekspor dan impor juga mengalami penurunan. "Pertumbuhan ekonomi dipastikan negatif. Resesi kemudian menjadi sebuah kenormalan baru,” ujar Piter saat dihubungi, Rabu (5/8).

“Semua negara tinggal menunggu waktunya saja untuk menyatakan sudah mengalami resesi. Proses resesi sendiri sudah berlangsung sejak awal tahun, ketika covid-19 mulai melanda Tiongkok dan menyebar ke berbagai negara," imbuhnya.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Triwulan II 2020 Minus 5,32%

Meski semua negara berpotensi mengalami resesi, namun kedalaman dan kecepatan recovery menjadi pembeda. Negara yang bergantung pada ekspor rentan mengalami double hit. Alhasil, kontraksi ekonomi akan jauh lebih dalam.

"Misalnya, Singapura yang mengalami kontraksi ekonomi pada triwulan II 2020 hingga minus 41%. Negara yang tidak cepat merespons dampak covid-19, berpotensi jatuh ke jurang krisis. Artinya, proses recovery akan berjalan lambat," pungkas Piter.

Baca juga: Ekonomi Kontraksi, Sektor Pertanian Masih Tumbuh Positif

Dia memandang Indonesia juga akan mengalami resesi. Apalagi BPS baru saja merilis pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 tercatat minus 5,32%. Kondisi serupa diyakini juga terjadi pada kuartal III dan IV 2020. Jika proyeksi benar terjadi, ekonomi Indonesia bisa dinyatakan resesi pada Oktober.

"Meskipun Indonesia nanti dinyatakan resesi, masyarakat tidak perlu panik. Sekali lagi, resesi sudah menjadi kenormalan baru. Hampir semua negara mengalami resesi," tegasnya.

"Yang penting bagaimana dunia usaha bisa bertahan di tengah resesi. Apabila dunia usaha bisa bertahan, tidak mengalami kebangkrutan, kita bisa bangkit kembali,” sambung Piter.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya