Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kemenkes dan Kementan Sinergi Waspadai Flu Babi Baru

Mediaindonesia.com
13/7/2020 10:40
Kemenkes dan Kementan Sinergi Waspadai Flu Babi Baru
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, I Ketut Diarmita (tengah).(DOK KEMENTAN)

Virus Flu Babi Baru G4 EA H1N1 diyakini belum ditemukan di Indonesia. Hal tersebut mengemuka pada saat Seminar Online Memahami dan Mewaspadai Ancaman Virus Flu Babi Baru (G4 EA H1N1), kerja sama antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian dengan dukungan USAID. 

Dalam seminar online yang diikuti oleh lebih dari 8.000 peserta dari berbagai lapisan masyarakat tersebut, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes, Achmad Yurianto menyampaikan bahwa tujuan seminar ini adalah untuk menyosialisasikan tentang virus Flu Babi Baru H1N1 (G4 EA H1N1). Hal ini dalam rangka meningkatkan pemahaman serta kewaspadaan jajaran Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat dalam mengantisipasi kemungkinan masuk atau munculnya virus Flu Babi Baru di Indonesia. 

"Kita harapkan, seminar online ini dapat meningkatkan pengetahuan para tenaga kesehatan masyarakat, kesehatan hewan, tenaga teknis lainnya, dan masyarakat," jelas Achmad.

Baca Juga: Flu Babi tidak Mengarah pada Pandemi

Dalam sambutannya, Ia menjelaskan bahwa pada 2009, WHO menyatakan Influenza A (H1N1) sebagai pandemi karena terjadinya penyebaran virus ini ke lebih dari 200 negara di dunia, termasuk Indonesia. Namun virus Influenza A (H1N1) yang menimbulkan pandemi tahun 2009 berbeda dengan virus Flu Babi Baru H1N1 (G4 EA H1N1) yang ditemukan oleh ilmuwan Tiongkok. 

Hal senada disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, I Ketut Diarmita. Dia menyebutkan bahwa virus Flu Babi Baru (G4 EA H1N1) ini belum pernah ditemukan di Indonesia. 

Informasi ini didasarkan pada hasil surveilans dan analisa genetik yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Veteriner Kementerian Pertanian, yaitu Balai Veteriner Medan dan Balai Besar Veteriner Wates. 

"Hasil surveilans kami menunjukkan bahwa virus Flu Babi yang pernah ditemukan di Indonesia, terbukti berbeda dengan virus Flu Babi Baru (G4 EA H1N1)," jelasnya.

Baca Juga: Mentan Terjunkan Tim ke Sikka untuk Investigasi Flu Babi Afrika

Menurut Ketut, sebagai alat untuk deteksi dini, Kementan dengan dukungan FAO dan USAID telah mengembangkan Influenza Virus Monitoring (IVM) online untuk memonitor mutasi virus influenza sejak 2014. Langkah lain yang dilakukan adalah surveilans berbasis risiko untuk Flu Babi serta karakterisasi virusnya. 

“Sebagai langkah kewaspadaan, Kita juga telah membuat Surat Edaran tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Galur Baru Virus Flu Babi H1N1 (G4 EA H1N1),” imbuhnya. 

Surat edaran ini, tambahnya, mengajak semua pihak terkait untuk meningkatkan kerja sama, mewaspadai, dan menyiapkan rencana kontingensi kemungkinan masuk dan munculnya G4 EA H1N1 di Indonesia.

Baca Juga: Kementan Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Flu Babi di Tiongkok

“Kita terus lanjutkan dan perkuat kerja sama One Health yang sudah berjalan baik dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dengan koordinasi dari Kemenko PMK," tegas Ketut.

Sementara itu, Pamela Foster, Pelaksana Tugas Direktur Kantor Kesehatan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) Indonesia, menyatakan COVID-19 mengingatkan bahwa kewaspadaan dan kesiapsiagaan adalah kunci. 

Amerika Serikat, melalui USAID, menurutnya gembira dapat bermitra dengan Indonesia untuk membangun sistem yang membantu mencegah, mendeteksi, dan merespons ancaman ini. 

"Kemitraan ini sangat penting bagi kemampuan kita untuk menghentikan atau meminimalkan dampaknya. Memahami risiko-risiko pandemi menjadi langkah kunci dalam upaya tersebut, dan seminar hari ini sekali lagi menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia terhadap keamanan kesehatan.” pungkas Pamela. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya