Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DINAS Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan, melaporkan, sebanyak 14.756 ekor ternak babi mati mendadak akibat serangan virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika.
Staf Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Luwu Timur, I Gusti Ngurah mengungkapkan, virus flu babi masuk sejak awal April 2023 lalu melalui daging babi yang dikirim dari luar Luwu Timur.
"Virus ini kemudian menyebar ke seluruh kecamatan yang mengakibatkan banyak babi mati. Untungnya, tidak terjadi bersifat zoonosis. Hanya menular ke babi saja, tidak ke ternak lain juga," ungkap I Gusti Ngurah.
Baca juga: Ratusan Babi di Banyak Daerah Mati, Mentan Bantah karena Flu Babi Afrika
Total populasi babi di Luwu Timur sebanyak 32.072 ekor, dan mati akibat flu babi sebanyak 14.756 ekor. Kematian babi terbanyak, terjadi di Kecamatan Tomini Timur sebanyak 8.081 ekor. Karena populasi di san juga banyak, sekitar 12.054 ekor," terang I Gusti Ngurah.
Dia memprediksi, kematian ternak babi milik warga akan terus bertambah, karena penyebaran virus flu babi terus terjadi hampir merata di seluruh wilayah di Lutim.
Baca juga: Flu Babi Afrika Merebak, Pemkab Kupang Ambil Langkah Antisipatif
Sehingga Pemkab Lutim, terus mendata jumlah babi untuk dilaporkan kepada Pemprov Sulsel maupun Kementerian Pertanian, untuk mendapatkan penanganan dalam bentuk disinfektan.
Dari buku saku African Swine Fever, yang diterbitkan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian tahun 2020, flu babi adalah Penyakit yang disebabkan virus.
Virus tersebut menyerang ternak babi dan babi liar semua umur yang menyebabkan babi sakit dengan tingkat fatalitas 100%. (Z-10)
Ratusan babi di beberapa daerah mati mendadak diduga akibat Flu Babi Afrika yang sebelumnya telah dikonfirmasi mewabah di Batam. Namun, Menteri Pertanian membantahnya.
PENYEBARAN virus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Bandung Jawa Barat (Jabar) semakin mengkhawatirkan. Tercatat sebanyak 1.050 ekor hewan hewan ternak terinfeksi virus PMK.
Menjelang Hari Raya Idul Adha, akan ada mobilitas hewan ternak dari daerah ke Kota Depok.
Untuk menjaga sapi terhindar dari PMK peternak bisa melakukan pelbagai hal. Seperti yang dilakukannya, dengan menjaga kualitas pakan. Karena jika pakan bermutu tinggi diberikan kepada sapi
Kebutuhan hewan ternak untuk kurban pada hari raya Idul Adha 1445 hirjiah tersebut tercukupi karena stok hewan ternak di Sulteng melimpah.
MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) menyusun panduan ibadah kurban 1443 H/2022 untuk antisipasi penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah marak di sejumlah daerah.
"(Hewan PMK bergejala) lepuh pada kuku hingga terlepas dan/atau menyebabkan pincang atau tidak bisa berjalan serta menyebabkan sangat kurus, hukumnya tidak sah dijadikan hewan kurban."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved