Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

OJK: Rush Money di Bukopin Gara-gara Hoaks

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
03/7/2020 17:14
OJK: Rush Money di Bukopin Gara-gara Hoaks
Sejumlah nasabah Bank Bukopin Cabang Sidoarjo kesulitan mencairkan dananya yang disimpan di bank tersebut, pada 22 Juni lalu.(Heri Susetyo )

KEPALA Departemen Penyidikan Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tongam lumban tobing, menegaskan bahwa adanya fenomena penarikan dana (rush money) dari Bank Bukopin merupakan dampak dari hoaks.

"Adanya penarikan dana dari masyarakat ialah dampak dari hoaks. Sehingga masyarakat kita banyak yang menarik uang di bank," ujar Tongam di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (3/7).

Tongam mengakui adanya kedua tersangka hoaks yang berhasil ditangkap Polri sanggup memberikan ketenangan pada masyarakat.

"Semoga bisa memberikan ketenangan pada masyarakat," tuturnya.

Tongam pun memastikan bahwa realita sesungguhnya saat ini kondisi permodalan dan perbankan pada data 2020 masih dalam kondisi stabil.

"Oleh karena itu, kami melihat memang ada kaitan berita hoaks yang mengajak masyarakat menarik uang dengan situasi pada saat itu," ungkapnya.

Sebelumnya, Polri berhasil menangkap dua pelaku penyebar hoaks yang provokatif soal kondisi perbankan di Indonesia.

Kedua tersangka yang berinisial AY dan IS ditangkap karena menyebarkan isu hoaks soal penarikan dana (rush money) dari Bank Bukopin, BTN, dan Mayapada.

"Mereka adalah AY, yang diringkus di Jakarta Timur, dan IS yang dibekuk di Malang, Jawa Timur, pada Kamis (2/7)," ujar Dirtipid Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol Slamet Uliandi di Bareskrim Polri, Jumat (3/7).

Kedua tersangka tidak saling kenal dan hanya iseng belaka tanpa mengetahui perihal kondisi perbankan di Indonesia.

"Adapun kedua tersangka memprovokasi untuk menarik dana di beberapa bank, namun modus operandi yang dilakukan adalah disamping dengan mengaupload kalimat dan mengupload video, motifnya adalah salah satunya adalah iseng dan kemudian salah satunya adalah mengacu pada tahun 1998," papar Slamet. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya