Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PEMBERLAKUAN Traffic Separation Scheme (Bagan Pemisah Alur Laut) mulai 1 Juli 2020 diyakini akan meningkatkan lalu lintas kapal di Selat Sunda dan Selat Lombok. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC siap menangkap potensi peningkatan trafik di Selat Sunda yang bisa menjadi jalur alternatif perdagangan ke Asia Barat dan Eropa atau sebaliknya, yang selama ini lebih banyak mengandalkan Selat Malaka.
"Tujuan utama penerapan TSS memang untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran di Selat Sunda sebagai Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I dan Selat Lombok sebagai ALKI II. Namun, lebih dari itu, IPC melihat adanya peluang ekonomi dari pemberlakuan TSS,” kata Direktur Utama IPC, Arif Suhartono, di Jakarta, Kamis (2/7).
Menurutnya, penerapan TSS akan membuat trafik kapal di Selat Sunda semakin teratur. Dengan demikian, waktu tempuh pelayaran semakin cepat dan ini akan menguntungkan pihak pelayaran.
“Di masa mendatang, Selat Sunda berpotensi menjadi jalur alternatif kapal barang dari Tanjung Priok ke Asia dan Eropa dengan menyusuri pesisir barat Sumatera. Apalagi trafik di Selat Malaka semakin padat,” jelas Arif.
Pelabuhan Tanjung Priok, lanjutnya, siap menjadi pelabuhan hub internasional. Apalagi, sejak tiga tahun terakhir terminal-terminal peti kemas di Tanjung Priok rutin melayani kapal-kapal besar berkapasitas di atas 10.000 TEUs.
“Sekarang sudah ada sejumlah direct call (rute pelayaran langsung) dari Priok ke berbagai negara tujuan antara lain Amerika, Eropa, Australia, serta Tiongkok dan beberapa negara Asia Timur,” jelas Arif.
Di sisi lain,, Direktur The National Maritime Institute, Siswanto Rusdi sependapat bahwa implementasi TSS akan meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran di Selat Sunda dan Selat Lombok. Namun menurutnya, sebelum TSS diterapkan dalam waktu dekat, Kementerian Perhubungan harus sudah memastikan kesiapan sarana dan prasarana, termasuk teknologi yang akan digunakan.
Mengenai peran Tanjung Priok sebagai pelabuhan hub internasional, Siswanto juga melihat potensi tersebut. Menurutnya, Pelabuhan Tanjung Priok memiliki infrastruktur dan teknologi memadai untuk melayani kapal-kapal besar dari mancanegara.
“Hanya saja, dibutuhkan dukungan pemerintah untuk pengkondisiannya. Sebagai penghubung utama regional, Pelabuhan Tanjung Priok harus punya beranda pusat logistik yang tersambung dengan kawasan industri. Di kota-kota pelabuhan besar dunia, posisi pelabuhan dan kawasan industri terhitung sebagai satu lini, sehingga lalu lintas barang dari pelabuhan ke kawasan atau sebaliknya tidak banyak birokrasi dan biaya, paparnya. (RO/R-1)
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
Pembangunan pelabuhan KCN masih berlangsung secara bertahap dan ditargetkan rampung pada 2026.
Kejadian kemacetan di Tanjung Priok ini terjadi pada Rabu hingga Kamis (16-17 April 2025) dan dianggap sebagai indikasi adanya masalah besar dalam sistem logistik nasional Indonesia.
PELINDO Regional 2 Tanjung Priok menjelaskan penyebab kemacetan panjang yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, akibat meningkatnya arus barang peti kemas.
KEMACETAN akibat meningkatnya aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara masih terjadi pada Kamis (17/4) malam WIB.
Kemacetan parah yang terjadi di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok kembali memberikan efek domino terhadap arus lalu lintas di sejumlah ruas tol Jakarta.
Kepadatan lalu lintas tak terhindarkan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok hingga menjalar ke Jalan Yos Sudarso dan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (17/4).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved