Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Survei : Sebagian Warga Optimistis Sambut New Normal

Ghani Nurcahyadi
26/6/2020 10:30
Survei : Sebagian Warga Optimistis Sambut New Normal
Gedung perkantoran di Jakarta(MI/Ramdani)

DAMPAK pandemi Covid-19 dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal itu tercermin dalam survei perusahaan riset pasar, Ipsos. Dalam survei opini dan perilaku masyarakat yang melibatkan 500 responden itu, 84% menyatakan merasakan dampak Covid-19, terutama soal penurunan pendapatan. 

Dari survei itu 3 dari 10 orang mengaku pendapatan mereka berkurang lebih dari 50% dibanding sebelum pandemi. Meski begitu, 49% masyarakat Indonesia optimistis pendapatan mereka akan kembali meningkat dalam enam bulan ke depan. 

Hal itu didorong kebijakan pemerintah yang mulai melakukan pelonggaran pembatasan dan membuka kembali sejumlah kegiatan ekonomi yang sebelumnya dibatasi karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Fase kenormalan baru (new normal) dalam penanganan Covid-19 pun mulai disiapkan. 

Managing Director Ipsos in Indonesia Soeprapto Tan mengatakan, akibat pandemi Covid-19 ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada Kuartal I 2020 melambat dibandingkan tahun sebelumnya. 

"Hal ini dikarenakan menurunnya permintaan domestik dan konsumen rumah tangga, serta rasio investasi yang rendah. Namun, ketika Pemerintah mulai melakukan re-opening economy, baik sektor ritel maupun makro, kita bersama optimis akan ada perbaikan ekonomi, pendapatan masyarkat akan meningkat secara bertahap dalam 6 bulan ke depan," kata Soeprapto dalam keterangan tertulisnya. 

Baca juga : Wall Street Ditutup Menguat Didukung Reli Saham Perbankan

Head of Ipsos Strategy Indonesia Ilman Hasibuan menambahkan, perekonomian Indonesia terlihat baik sejauh ini, meskipun pandemi sedang berlangsung dan berbagai pembatasan diberlakukan di sejumlah wilayah. 

"Kita akan melihat perekonomian pulih secara bertahap dan dalam 6 bulan, kita setidaknya dapat melihat 80% kegiatan akan kembali seperti semula, tentu saja dengan memerapkan standar dan protokol baru untuk menjaga agar pandemi ini tetap terkendali," ujarnya. 

Lain halnya dari segi kekhawatiran, hasil survei ini menunjukkan 86% masyarakat Indonesia masih memiliki kekhawatiran terhadap penyebaran virus Covid-19. Kendati demikian, mayoritas masyarakat Indonesia saat ini sudah mampu beradaptasi dengan rutinitas baru dan bergerak maju di era new normal. 

Bahkan hampir separuh masyarakat Indonesia mengaku pada Juni-Juli mulai memberanikan diri, percaya, dan dapat merasa nyaman untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti makan di restoran atau kafe, mengunjungi rumah kerabat atau teman, dan menggunakan sarana transportasi umum. 

Tetapi untuk melakukan perjalanan dalam negeri atau domestik, mereka masih enggan dalam waktu dekat, sebagian kecil akan melakukan perjalanan pada periode Agustus-Desember 2020 dan sebagian besar masih tidak nyaman untuk melakukan perjalanan bahkan hingga tahun depan. 

Begitu pula dengan melakukan perjalanan ke luar negeri, 66% masyarakat Indonesia memilih untuk tidak pergi ke negara lain di tahun 2020 ini.

Selain mempengaruhi pendapatan, pandemi Covid-19 juga merubah pola perilaku masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi, baik dari prioritas pilihan produk maupun saluran pembelian produk. Pada hasil survei terlihat adanya peningkatan anggaran pengeluaran untuk membeli bahan makanan sebanyak 34%, produk kebersihan 24%, dan produk perawatan diri atau personal care bertambah 6% dibandingkan sebelum pandemi. 

Baca juga : Harga Minyak Bangkit dari Kerugian Besar

Sedangkan anggaran untuk pembelian produk fesyen (pakaian dan aksesoris), elektronik, buku, mainan anak, video games, minuman keras, liburan, pergi ke café dan restoran, serta melakukan aktivitas terkait kebudayaan menurun cukup signifikan hingga 30%. 

Begitu juga dengan produk perawatan diri (personal care) dan produk kebersihan, dengan masing-masing persentase 53%. Jalur pembelian (purchase channel) pun berubah signifikan, di mana 62% masyarakat Indonesia memilih untuk membeli kebutuhan pokok dan bahan makanan secara daring dibandingkan jalur konvensional seperti sebelum pandemi.  

“Ketika mayoritas perilaku pembelian (purchasing behaviour) telah berubah selama pandemi, ada aspek belanja ritel dan offline shopping yang masih tidak tergantikan dan akan mendorong paling tidak sebagian konsumen kembali berbelanja secara offline seperti “mall culture” di Indonesia, ini dapat dilihat dari banyaknya orang di mall-mall yang saat ini sudah kembali beroperasional. Baik pemasar dari lingkup online ataupun offline perlu memperhatikan hal ini,” tutur Ilman. 

Lebih jauh, dalam survei diketahui ada 10 perusahaan yang dinilai paling peduli dan memberikan dukungan terhadap Pemerintah maupun masyarakat Indonesia dalam menghadapi krisis selama pandemi Covid-19.

Menanggapi hasil survei itu, Ipsos berencana menggelar webinar bertajuk Cutting Through the Noise pada 1 Juli mendatang, yang ditujukan bagi para pemasar agar bisa memaksimalkan bisnis di era new normal. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya