Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PAGI ini, Senin (22/6), pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat. Sebanyak 0,17% atau 8 poin menuju 4950 poin pada pukul 09.05 WIB.
Kenaikan saham ini dengan frekuensi transaksi 44,29 dan volume transaksi 396 miliar. Adapun total saham yang diperdagangkan sebesar 5744 triliun.
Namun, berbanding terbalik dengan IHSG, kumpulan 45 saham unggulan (LQ45) justru bertengger di zona merah. Dengan pelemahan sebesar 0,11% atau menuju 766 poin.
Sejumlah pengamat menilai pergerakan IHSG pada perdagangan pekan ini belum bisa dipastikan pergerakannya. Ada pengamat yang mengatakan adanya potensi pelemahan dan ada pula yang justru memprediksi mengalami kenaikan. Usai sebelumnya di akhir pekan lalu mampu bertahan di area positif dengan penguatan sebesar 0,35% ke level 4.942.
Sebut saja Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, IHSG diproyeksi bakal berpeluang konsolidasi melemah di kisaran 4.821 hingga 4.900 dan resistance di level 4.970 hingga 5.018.
"IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 4.900 sampai 4.821 dan resistance di level 4.970 sampai 5.018, ujarnya melalui keterangan resmi yang Media Indonesia terima, Senin (22/6).
Pasalnya sejumlah sentimen global dan domestik masih akan memengaruhi pergerakan pasar. Dari tataran global, menurut dia investor masih memerhatihan risiko gelombang kedua pandemi virus corona (covid-19).
Pihaknya merinci, peningkatan kasus di Amerika dan Afrika menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya gelombang kedua lonjakan penularan virus yang tengah melanda dunia saat ini.
"Ketika ekonomi aktif kembali ternyata terjadi semakin banyak infeksi yang memudarkan harapan ekonomi akan cepat pulih pada Juli-September setelah suram pada April-Juni," imbuhnya.
Baca juga: Transaksi Janggal Saham PTBA
Meski begitu, angin segar datang dari adanya data penjualan ritel yang membaik membuat optimisme pasar meningkat. Tetapi yang harus diwaspadai ketika angka pengangguran di bawah harapan pasar membawa sentimen negatif bagi pasar. Untuk itu, perkembangan data ekonomi akan sangat mempengaruhi pergerakan pasar saham.
Dari dalam negeri, sambungnya, banyak sentimen positif di antaranya penurunan bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI). Bank sentral Indonesia ini diketahui telah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,25%. Termasuk pemberian rating overweight oleh Morgan Stanley menjadi sentimen positif juga.
Sementara itu, menurut analis PT Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, sejauh ini indikator MACD justru masih menunjukkan sinyal positif. Sedangkan indikator Stochastic maupun RSI yang berada di area netral akan berupaya melakukan pergerakan ke atas.
"Di sisi lain, terlihat bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG , sehingga indeks berpeluang menuju level resistance terdekat," ujar Nafan, Senin (22/6).
Adapun dilihat dari rasio fibonacci, saat ini IHSG memiliki support pertama dan kedua di level 4.865 dan 4.778, sedangkan resistance pertama dan kedua di posisi 4.975 dan 5.097.
Dengan demikian, sambung Nafan, perkiraan terjadinya penguatan lanjutan pada laju IHSG hari ini bisa dimanfaatkan pelaku pasar dengan mengakumulasi pembelian saham ADRO, APLN, ERAA, HMSP, ITMG, dan TINS. (A-2)
IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Hal ini didorong oleh sentimen positif dari kebijakan suku bunga acuan BI dan tarif impor AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi dibuka menguat 48,06 poin atau 0,67% ke posisi 7.188,53.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa 15 Juli 2025, diperkirakan mengalami koreksi sementara atau pullback ke kisaran 7.055.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved