Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

​​​​​​​IHSG Ditutup Melemah 2,27%, Sinyal Pemulihan masih Ada

M. Iqbal Al Machmudi
10/6/2020 17:49
​​​​​​​IHSG Ditutup Melemah 2,27%, Sinyal Pemulihan masih Ada
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah signifikan 2,27% di level 4.920,68 pada 10 Juni 2020.(ANTARA)

INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah signifikan 2,27% di level 4.920,68 pada 10 Juni 2020.

Analis Binaartha Technical Research, Muhammad Nafan Aji, mengatakan support pertama maupun kedua memiliki range pada level 4.865,27 hingga 4.778,71.

Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 4.975,54 hingga 5.097,14. Berdasarkan indikator, MACD menunjukkan sinyal positif. Meskipun Stochastic dan RSI bergerak menuju ke area netral.

"Di sisi lain, terlihat pola evening star candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke support terdekat," kata Nafan kepada Media Indonesia, Rabu (10/6).

Meski IHSG ditutup melemah, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Reza Yamora Siregar menilai saat ini mulai ada sinyal pemulihan terhadap perekonomian Indonesia seiring dengan diterapkannya kenormalan baru atau new normal di beberapa daerah.

Reza menyatakan pelonggaran PSBB melalui penerapan new normal tersebut akan mampu membuat aktivitas perekonomian kembali bergerak sehingga akan berdampak pada ekonomi yang lebih baik.

"Pada Juni ini mulai ada pick up karena beberapa wilayah sudah ada pelonggaran PSBB dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Jadi ini ada sign recovery," katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu (10/6).

Ia menuturkan penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sempat menyebabkan aktivitas perekonomian melemah sejak Maret hingga April 2020 hampir di semua sektor kecuali telekomunikasi dan kesehatan.

"Kalau kita lihat Maret ke April turun drastis lalu dari April ke Mei indikator kami menunjukkan angkanya tidak memburuk tapi juga belum ada rebound yang signifikan," ujarnya.

Baca juga: PT Bukit Asam Bagikan Dividen Rp3,65 Triliun

Sementara itu, Reza mengatakan sinyal pemulihan ekonomi nasional dapat dilihat melalui mulai adanya capital inflow sekitar US$130 miliar setelah sebelumnya sempat jatuh ke hampir US$121 miliar pada Maret 2020.

"Jadi capital inflow sudah mulai naik pada April dan menguat pada Mei," ujarnya.

Tidak hanya itu, Reza menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh di atas 5.000 setelah sebelumnya berada di bawah 4.000 juga merupakan sinyal pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, Reza mengatakan dua faktor tersebut merupakan indikator dari sisi finansial yang pada dasarnya sangat reaktif terhadap keadaan baik dalam negeri maupun global.

"Indikator finansial ini memang lebih reaktif jadi kita harus hati-hati. Kita melihat financial market rebound habis-habisan tapi kita akui secara fundamental ekonomi kita kondisi ini sudah mulai bottom up," katanya.

Oleh sebab itu, ia memastikan pemerintah akan terus menjaga kondisi pasar melalui berbagai kebijakan yang lebih baik agar perekonomian segera pulih.

"Untuk rebound kembali masih membutuhkan push kebijakan yang lebih besar. Investor mencari peluang ke Indonesia jadi keinginan itu yang harus dijaga," ujarnya. (Ant/A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik