Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
INVESTOR asing masih mencatatkan jual bersih Rp 516,22 miliar dan terpantau terus keluar dari pasar saham Indonesia. Berdasarkan data BEI hingga perdagangan Senin (27/4) kemarin, akumulasi jual bersih (net sell) investor asing mencapai Rp 18,06 miliar di seluruh pasar secara year to date.
Dari lima besar saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing sepekan terakhir, saham perbankan tergolong dominan. Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama, menilai hal ini disebabkan berbagai faktor ketidakpastian global yang memicu kekhawatiran investor. Khususnya terkait kenaikan Non Performing Loan (NPL).
Baca juga: Bos BEI: Covid-19 Tidak Halangi Perusahaan Masuk Pasar Modal
"Biasanya alasan investor melepas saham bank terkait dengan kekhawatiran akan terjadinya kenaikan NPL akibat faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi, yang disebabkan pandemi covid-19," ungkap Nafan saat dihubungi, Selasa (28/4).
Selain itu, Nafan berpendapat persoalan merger bank yang dilakukan Bank Banten dan Bank BJB, bukan menjadi salah faktor penyebab. Mengingat, masalah merger belum termasuk kategori big caps atau saham unggulan.
Baca juga: Sentimen Negatif Belum Reda, Saham BUMN Terkoreksi
"Kalau merger itu diperlukan dalam rangka meningkatkan aset dan efisiensi bisnis. Sekaligus untuk meningkatkan status bank ke depan. Secara bank tersebut masih dalam kategori buku 3," imbuh Nafan.
Secara keseluruhan, dia memandang pelepasan saham oleh investor asing mayoritas dipengaruhi faktor pandemi covid-19. Kemudian, ditambah dengan kekhawatiran resesi ekonomi global.
"Saat ini ada beberapa hal yang diperhatikan investor. Di antaranya besok malam akan ada data GDP AS triwulan I 2020 dengan proyeksi minus 3,9%. IKK AS juga diprediksi kontraksi ke angka 88,3 pada pengumuman malam ini," pungkasnya.(OL-11)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 26 Agustus 2925, dibuka menguat 14,01 poin atau 0,18% ke posisi 7.940,92.
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke level 8.000 dalam sepekan mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, dibuka menguat 73,72 poin atau 0,94% ke posisi 7.932,57.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 21 Agustus 2025, dibuka melemah 39,99 poin atau 0,50% ke posisi 7.903,83.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 20 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar. Sentimen utamanya akan berasal dari tingkat domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Selasa 19 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved