Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Kabupaten Jembrana Gelar Pengendalian Penyakit Blas pada Padi

Mediaindonesia.com
20/4/2020 13:15
Kabupaten Jembrana Gelar Pengendalian Penyakit Blas pada Padi
Kelompok tani melakukan penyempotan mengatasi penyakit blas di Jembrana, Bali.(Istimewa/Kementan)

PENYAKIT blas adalah salah satu penyakit yang paling sering menyerang tanaman padi. Untuk mencegah terjadinya penyebaranasan serangan penyakit blas tersebut, petugas lapang di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, bersama ketua kelompok tani (subak) mendatangi Kantor Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Jembrana untuk meminta bantuan upaya pengendalian.

Berdasarkan rekomendasi laporan peringatan bahaya dari petugas pengamat organisme pengganggu tumbuhan (POPT) di wilayah Jembrana, petugas penyuluh mengajukan bantuan pestisida ke dinas setempat.

Menanggapi apa yang menjadi permasalahan di lapangan, Kepala BPTPH Bali Nyoman Suastika menyerahkan bantuan pestisida untuk mengendalikan penyakit blas yang terjadi kepada lima kelompok tani/subak tersebut dengan sebanyak 121 liter masing-masing.

“Karena serangan sudah di atas ambang pengendalian, maka kami beri bantuan pestisida agar tidak semakin meluas,” ujar Nyoman Suastika.

“Sesuai arahan Bapak Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi, kami harus merespons cepat permasalahan di lapangan dengan memberi bantuan ini contohnya," tutur Nyoman.

Menindaklanjuti hal tersebut Koordianator POPT Kabupaten Jembrana bersama para petani segera membentuk Regu Pengendali Hama (RPH) dan langsung melaksanakan gerakan pengendalian guna mencegah perkembangan dan penyebaran dari spora cendawan Pyricularia oryzae. 

Meskipun terkendala pandemi Covid-19, regu pengendali hama ini tetap melakukan aktivitasnya namun dengan beberapa pembatasan. Jumlah anggota RPH yang diizinkan melaksanakan penyemprotan atau pengendalian dibatasi hanya 10 orang di setiap lokasi atau subak/kelompok tani dengan luas area pengendalian 121 hektare.

Menurut Nyoman, pestisida yang digunakan untuk mengendalikan penyakit blas adalah fungisida Topsin 500 SC yang diharapkan mampu secara cepat mengendalikan penyakit blas. Dalam pelaksanaannya, kegiatan gerakan pengendalian penyakit blas tersebut didampingi petugas lapang dan Babinsa. 

Dari hasil pengamatan Petugas Lapang  (POPT) tanaman padi di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, terkena serangan penyakit blas pada lima kelompok tani/subak seluas 96 hektare yaitu di Subak Susunsari, Subak Sombang, Subak Pangkung Jaka, Subak  Manistutu Barat dan di Subak Manistutu Timur.

Umur tanaman yang diserang penyakit blas padi rata-rata berkisar  42–72 hari setelah tanam dan umumnya varietasnya ciherang. Adapun intensitas serangan dari penyakit blas sekitar 10%.

Di tempat terpisah, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan, Edy Purnawan, mengapresiasi peran besar petani dan petugas lapangan yang terus bekerja mengamankan produksi pangan nasional di tengah wabah Covid-19.

“Mereka adalah pejuang –pejuang yang patut kita banggakan karena berada langsung di garis terdepan menjaga ketahanan pangan nasional, terlebih di kondisi-kondisi yang sulit seperti saat ini,” tegas Edy.

Hal tersebut selaras dengan apa yang pernah disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang tidak pernah bosan memberi semangat para pejuang terdepan pertanian Indonesia karena mereka adalah ujung tombak ketahanan pangan nasional. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya