Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Tekanan Global Tinggi, IHSG Kembali Melemah

Despian Nurhidayat
16/4/2020 09:53
Tekanan Global Tinggi, IHSG Kembali Melemah
Seorang karyawan melintasi layar pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.(Antara/Hafidz Mubarak)

PERGERAKAN Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan tren pelemahan yang cukup signiifkan pada pembukaan perdagangan Kamis (16/4).

Berdasarkan pantauan pada pukul 09.00 WIB, IHSG langsung turun 1,11% atau 51,36 poin di level 4.574,54. Perlu diketahui, pergerakan IHSG Rabu (15/4) kemarin, bertengger di zona merah dan terpantau turun 1,71% atau 80,59 poin pada level 4.625,90.

Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, memperkirakan secara teknikal potensi IHSG berfluktuasi cukup besar. Namun, indeks berpotensi menguat untuk menguji level support dan resistance di rentang 4.562 hingga 4.800.

Baca juga: PBB Kritik Trump soal Dana untuk WHO

"Pesimisme investor terhadap kerusakan ekonomi akibat virus korona (covid-19) berada pada level ekstrem dan masih menjadi sentimen yang memengaruhi indeks hari ini," ujar Lanjar dilansir dari riset hariannya, Kamis (16/4).

Sentimen pasar dari luar negeri ditandai dengan sikap Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menghentikan suntikan dana untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Trump mengatakan peninjauan itu mencakup peran WHO yang dinilai tidak becus, serta menutupi penyebaran covid-19. Padahal, jumlah kasus covid-19 di AS menduduki peringkat paling tinggi dibandingkan Tiongkok, yang menjadi episentrum wabah tersebut.

Baca juga: Gawat, Covid-19 Pukul Ekonomi Indonesia Hingga Minus Dua Persen

Riset Valbury Sekuritas menilai IHSG diperkirakan berpeluang kembali melanjutkan pelemahan. Hal itu seiring dengan faktor pasar global yang diprediksi mengalami tekanan, setelah bursa AS berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu setempat. Khususnya, indeks Dow Jones melemah.

"Sisi lainnya, faktor ketidakpasatian pasar dari covid-19 tetap menyelimuti kekhawatiran pelaku pasar," bunyi riset Valbury Sekuritas.

Sementara itu, sentimen pasar dari dalam negeri masih berkaitan dengan kekhawatiran pandemi covid-19, yang berpotensi membawa ekonomi Indonesia menuju jurang resesi. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan kuartal kedua adalah periode terberat tahun ini. Pandemi covid-19 diperkirakan menyeret pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level 0,3%, atau bahkan terkoreksi negatif 2,6%. Namun Ani, sapaan akrabnya, optimistis ekonomi domestik berangsur pulih pada kuartal keempat, jika semua upaya berjalan lancar.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya